Jika jalan-jalan ke Negara yang mayoritas non muslim seperti Korea, rata-rata yang dikhawatirkan para traveler adalah kehalalan makanan tersebut, jadi sebelum saya berangkat ke Korea mencari informasi makanan halal adalah sebuah PR tersendiri, selain kategori halal saya juga mencari harga makanan dibawah W7.000, lebih dari itu saya coret dari list.

Daftar restaurant yang saya cicipi di Korea ini memang tak semua berlogo halal yang tertulis di depan restaurant seperti di Indonesia, yang saya cari adalah restaurant tersebut tidak menjual pork alias babi, disana tidak ada istilah pork yah babi ditulis pig. Kriteria selanjutnya meskipun ada menu ayam namun juga menjual makanan babi saya tidak berani mencobanya karena sudah pasti alat penggorengannya dicampur dan mencucinyapun akan dicampur dengan makanan lain.

Jadi jika ingin berkuliner seperti saya, maaf banget saya tidak mengetahui kehalalanya secara pasti misalnya cara disembelihnya, menggunakan minyak babi atau kaldu babi, kuliner yang saya pilih rata-rata yang direkomendasikan para traveler Malaysia dan negara muslim.

Kenapa saya tidak bertanya halal atau tidak kepada waitres ? Do you know lah pasti ribet karena rata-rata waitres di Korea sono jarang bisa English, bisa-bisa satu jam-an sendiri nanyanya, jadi saya cukup ngelihat susunan menu dan bahan-bahan makanan di buku menu sebelum makan, itupun kalau ditulis English yah kalo ditulis Hangeul ampun deh cukup browsing saja sebelum ke restaurant tersebut.

Karena faktor berhemat, setiap harinya saya berkuliner satu restoran dan satu cafe buat ngopi, jadi saya makan di restaurant satu hari sekali, sarapan kadang cuma roti lalu siangnya makan siang di restaurant dan makan malam bisa nongkrong di cafe sambil nyeruput kopi kalau masih lapar buat pop mie, rata-rata sih setelah makan sekali di restaurant saya jarang lapar lagi meskipun berjalan jauh karena porsi mereka yang banyak banget. Eh iya pesan saya jangan beli mie cup di Korea karena rata-rata mengandung babi dan snack-snack korea juga mengandung babi hyaaa ribet dah.

Cerita kuliner di Korea……
Hari ke-1

Sinseon Seoulnangtang
Kuliner pertama di Korea adalah hari kedua saya di Korea, Why? karena hari pertama tepar di perjalanan, baca deh cerita perjalanan di Korea saya di blog ini. Perburuan kuliner saya adalah Sinseon Seoulnongtang di Myeongdong, Sinseon itu nama restaurantnya sedangkan Seoulnongtang adalah nama makanannya.

Mencari restaurant ini gampang-gampang susah karena tidak ada tulisan latin yang menyebut Sinseon Seoulnongtang semua tertulis dalam bahasa Hangeul 신선설농탕. Caranya gimana kalau gak bisa bahasa Hangeul? Gampang, cocokkan aja tuh tulisannya kita kan gak bisa baca tapi bisa ngelihat, cocokkan aja kayak sebuah gambar hehehe…

(Di depan restaurant Sinseon Soulnangtang)


Masuk kedalam restaurant karena sudah jam makan siang antriannya full pengunjung, ketika membuka pintu restaurant saya melihat ramainya restaurant ini, dengan pedenya saya berdiri saja didepan pintu melihat antrian pengunjung, kemudian bahu saya ditepuk seseorang dibelakang saya dengan ramah, sambil berbahasa tarzan beliau memberitahu kalau antri bisa dibelakangnya. Di Korea rata-rata antri di restaurant adalah dengan berdiri berbaris rapi sedangkan tempat duduk tidak disediakan untuk antri, selanjutnya giliran saya kemudian waitres memberikan kode jari telunjuk satu, sayapun manggut-manggut sambil digiring menuju tempat duduk.


(Didalam restaurant)


(Setelah jam makan siang)


Kemudian saya pesan menu sambil menunjuk gambar makanan, pesanan saya adalah seoulnongtang, sambil menunggu pesanan seoulnangtang, saya mengamati meja saya yang disisi kirinya terdapat kimchi dengan gunting, jadi kimchi tersebut bisa ambil sepuasnya lalu dipotong-potong menggunakan gunting, sambil melirik tetangga sebelah orang Korea yang banyak banget ambil kimchi, sayapun ikut-ikutan maruk ambil banyak mumpung gratis, dan hyaaaaaaaaa rasanya ampun deh gak enak, asam, kacau dilidah, sorry saya harus bilang tidak suka kimchi.

(Buku menu)


(Kimchi)

Seoulnongtang saya-pun kemudian datang dengan mangkok stainless stel berukuran baskom jumbo meskipun itu pesanan berukuran small, warna kuahnya seputih susu dengan daun bawang, agak ragu untuk mencicipinya, setelah nyeruput kuahnya nyesss hangat banget ditubuh dan enak. Seoulnangtang jadi menu wajib yang saya coba karena bisa menghangatkan tubuh dicuaca dingin, cocoklah untuk traveling di musim dingin.

Seporsi Seolnongtang berukuran small

Seoulnongtang merupakan sup kaldu tulang sapi yang dipercaya sebagai medicine menyehatkan tubuh, Isi dari seoulnongtang adalah daging berukuran kotak besar dan isinya banyak banget, seporsi small bisa untuk berdua. Paket seporsi seoulnongtang adalah include nasi, enaknya di Korea adalah masyarakatnya juga makan nasi, tak sulit untuk mencari nasi disini, kwalitas nasi di Korea itu sangat baik nasinya putih, besar dan punel kalo di Indonesia adalah beras yang super super kwalitasnya.

(Daging seoulnongtang dan nasi Korea)

Untuk minum disediakan free teh tawar yang ditaruh di meja yang bisa ambil sepuasnya, awalnya saya agak ragu untuk meminumnya karena berwarna coklat mentah, saya takut itu adalah soju, nyatanya itu adalah teh tawar tanpa gula. Di Korea restaurant rata-rata hanya menyediakan free air putih dan teh tawar, jangan coba-coba pesan es teh manis karena orang Korea nggak suka minum es dan gula.

(Free Teh Tawar)

Sinseon Seoulnongtang
Menu: Seoulnongtang size small W7.000
Open hours : 24 hours
Direction:
Myeongdong station exit 6 belok kiri lalu berjalan lurus sekitar 300 meter sepanjang jalan Myeongdong 8 – gil Road, kemudian ada Woori Bank di kanan jalan beloklah kekanan sekitar 70 meter (jangan lupa ngelihatnya sambil kepala dongak keatas untuk ngelihat Woori Bank). Seoulnongtang ada di sisi kanan jalan sebelum seven eleven (sevel).


Street food @Namdaemun
Daerah Namdaemun merupakan daerah pasar tradisional dan mal-mal berharga grosir mirip mangga dua, kali ini infonya bukan tempat shoppingnya yah ^_^ karena sebelumnya sudah saya bahas, jadi marilah kita bahas street food disekitar Namdaemun.

Jajanan disekitar Namdaemun ini memang bikin ngiler apalagi cuacanya ketika itu musim dingin bikin perut kerocongan, rata-rata harga jajanan tersebuat antara harga W2.000 – W3.000, jenisnya macam-macam ada sosis jumbo, udong, tteokbokki, kimbab, roti goreng, potato chips, gimbab dan lainnya yang gak bisa saya sebutkan karena tidak mengetahui namanya. Pedagang kaki lima di Korea disebut Pojamangcha.

(Pojamangcha)


(Hayo siapa yang gak ngiler lihat ini?)


Saya mencoba roti tepung dengan pinggiran french friesh yang ditusuk, kelihatannya enak dan kiosnya pun ramai, cara membeli street adalah ambil jajanan yang diinginkan,setelah dipilih barulah digoreng penjualnya, jadi semua fresh dan hangat. Jajanan yang awalnya saya kira hanya berupa kentang dan roti tepung saja ini, ternyata didalamnya ada sosis yang berukuran jumbo, karena lapar gak mikir lagi deh itu sosis sapi atau sosis babi, kalau gak tahu kan gak dosa kan yah hahaha, dan setelah browsing saya baru mengetahui namanya yaitu Corn dog (Korean Hotdog).

Lalu masih ditempat yang sama namun berbeda kios, saya antri potato chips, kentang tersebut ditusuk memanjang yang dilapisi tepung kriuk-kriuk deh. Hari pertama saya khilaf jajan corn dog seharga W2500, dan potato chips W2.000, ketika sadar saya kurskan dengan kurs Rp. 12,- dua harga camilan tersebut totalnya Rp. 54.000,- hyaaaaa. Jadi ingat gorengan di Surabaya ote-ote dan tahu isi yang harganya Rp. 1.000,-an (lap keringat) Korea geto loh.


(Potato Chips)

Untuk makanan street food ini tidak hanya di Namdaemun saja, disepanjang Myeongdong, Gangnam, Hongdae maupun Sinchon banyak tersedia dipinggir-pinggir jalan, street food paling mahal adalah di sekitar Gangnam antara W3.000 – W4.000, jadi kalo ke Gangnam tahan dulu ngiler ngelihat jajajan ini.


Banana Milk
Sebelum berangkat ke Korea saya penasaran berat dengan Banana Milk, minuman khas Korea ini adalah susu dengan rasa pisang, ketika mencobanya minuman ini memang rasanya sangat enak dan segar, sulit mengungkapkannya karena di Indonesia sendiri belum ada minuman rasa seperti ini, rasa yang paling mendekati adalah Calpico namun berasa pisang.

(Banana Milk di sevel)

Banana Milk tersedia di hampir supermarket Korea seperti sevel, Family Mart, G21 dan lain-lain Jika di seven eleven harganya sekiar W1.300, sedangkan di Family Mart adalah W1.000 lumayan selisihnya sekitar W3.00. Di hari pertama saya belinya di sevel, saya beli dua buah langsung habis dua-duanya sekali minum, setelah minum barulah saya kurs-seharga Rp. 15.600 perbuahnya hyaaa dikali dua jadi…

Ya, hari pertama makan dan jajan di Korea bikin saya kalap, jadi acara nongkrong ngopi di cafe saya hapus karena pengeluaran makan over budget hihihi....


To be continue Cerita Kuliner Korea Hari ke-2