Banyak makanan khas Surabaya yang identik dengan tambahan bumbu petis. Sebut saja makanan rujak cingur dan tahu tek yang harus memakai petis. Warnanya yang hitam pekat dan aroma yang khas menjadi daya tarik kenikmatan petis.

Di Jawa Timur, petis yang terkenal enak adalah di Sidoarjo. Sidoarjo merupakan penghasil petis yang dikelola secara home made. Kota Sidoarjo yang masih bertetangga dengan Surabaya ini, selalu menjadi tujuan wisatawan untuk memborong petis. Petis bisa diperoleh di pusat oleh-oleh Sidoarjo. 


Jika menengok sejarahnya, petis ini didapat dari sebuah ide seorang nelayan yang bingung dengan hasil tangkapan ikan dan udang yang melimpah. Banyaknya udang dan ikan yang belum terjual dibuatlah petis dengan tambahan gula aren. Efek gula aren inilah yang membuat petis berwarna hitam pekat dengan tekstur kalis.

Karena berbahan dasar udang dan ikan, petis kaya akan protein. Sedikit saja petis dicampur didalam masakan maka akan terasa gurih dan mempunyai aroma yang khas. Petis yang enak, berasal dari racikan udang dan ikan yang masih fresh.

Jadi “petis” itu merupakan makanan daerah yang mendunia??? Ngga lah. Petis merupakan penyedap atau bumbu didalam makanan khas Surabaya yaitu rujak cingur dan tahu tek. Tak ada petis yang lezat maka rujak cingur dan tahu tek akan terasa hambar.

Rujak Cingur
Rujak cingur merupakan makanan daerah khas Surabaya. Masyarakat Surabaya sangat cinta dengan rujak cingur, untuk mengapreasiasi pemintat rujak cingur, setiap tahunnya Pemkot Surabaya menyelenggarakan festival Rujak Uleg. Pesertanya pun berjumlah ribuan yang datang dari luar kota maupun dari Surabaya. Tak ketinggalan para pegawai kedubes asing dan wisatawan asing juga menghadiri event yang menjadi icon Surabaya ini.

Tampilan rujak cingur terbilang cukup ekstrim bagi orang yang pertama kali melihatnya. Penampilannya berwarna hitam dan terlihat berantakan. Namun, jangan ditanya rasanya, karena rasanya selalu bikin kangen. Tante saya saja yang asli Betawi selalu kangen dengan Surabaya karena rujak cingurnya.

Tak ada yang tahu pasti tentang sejarah rujak cingur di Surabaya. Namun, nama rujak berasal dari kata rozak pencetus resep rujak, sedangkan nama “cingur” berasal dari congor yaitu mulut sapi. Rasa dari cingur ini sangatlah khas yaitu kenyal dan bila digigit akan berbunyi “krenyes-krenyes”.

Rujak Cingur

Rujak cingur terdiri dari lontong, sayuran (kangkung, taoge, ketimun, kacang panjang, taoge), buah-buahan (kedondong, nanas, bengkuang, mangga muda), tempe dan tahu. Tak ketinggalan cingur (hidung moncong sapi) dan kerupuk. Isi dari rujak cingur dibedakan menjadi dua versi : rujak cingur matengan yang terdiri dari lontong, sayuran, ketimun, tahu dan tempe, lalu adapula versi biasa dengan tambahan buah-buahan. Hmm, kalo saya sih suka yang dicampur buah, rasanya lebih segar.

Nah, Isi dari rujak cingur yang kaya sayur-sayuran dan buah-buahan, membuat rujak cingur kaya gizi yang baik untuk tubuh. Seperti khasiat kangkung untuk mencegah sembelit, insomnia, kesehatan mata dan antioksidan. Mentimun berkhasiat menangkal penyakit kanker, toksin mencegah sembelit, mengurangi kadar kolesterol. Kacang Panjang untuk mencegah diabetes dan meningkatkan stamina tubuh. Khasiat tahu dan tempe yang kaya kedelai adalah untuk menguatkan tulang, menurunkan kolesterol dan resiko kanker. 

Bumbu rujak cingur selain petis menjadi bahan utamanya, juga diuleg bersama kacang tanah goreng, bawang putih,  terasi dan gula. Untuk cabainya bisa “request” dari level yang pedas, sedang atau biasa. Kalo saya sih suka level pedas, jadi makannya sambil kipas-kipas karena kepedasan dan keringatan.

Rujak cingur di Surabaya yang paling tersohor adalah rujak cingur ahmad jaiz dan rujak cingur genteng durasim. Rujak cingurnya dibanderol seharga Rp 45.000,- Pelanggannya tak hanya orang Surabaya, namun para artis maupun wisatawan luar negeri rela antri untuk menikmati seporsi rujak. Keistimewaan dari rujak ini adalah petis yang fresh dan bila dibungkus dibawa naik pesawatpun tidak basi hingga 24 jam.

Nah, saya juga bisa loh membuat rujak, namun untuk mengolah cingur saya belum bisa. Sebagai ganti cingur saya menggunakan “cecek” atau kulit sapi karena lebih mudah diolah. Untuk petisnya saya sudah memiliki merek favorit, lalu saya tinggal uleg bumbu-bumbu dan mencampur bahan-bahannya. Penasaran ngga nih, dengan rujak ala saya hihihi…

Kalo penasaran dengan rujak cingur, berikut cara membuatnya :
Bahan sambal petis :
2 sdm petis
cabai rawit sesuai selera
2 sdm kacang tanah goreng
1 sdm asam jawa
1/2 sdt terasi 
1 buah pisang muda
garam, gula dan air secukupnya
Semua bahan tersebut kemudian diulek

Isi rujak Cingur :
Cingur atau cecek
kangkung, kacang panjang, taoge direbus
Tahu dan tempe digoreng
bengkuang, kedondong, nanas, mangga muda diiris tipis
mentimun iris tipis-tipis

Isi dari bahan rujak cingur, kemudian dicampur dengan sambal petis dan diaduk menjadi satu. Kelezatan rujak cingur tergantung dari kelihaian tangan, konon jika mengulek rujak cingur, jari telunjuk ketika memegang ulekan jangan menunjuk kebawah tapi dimiringkan kekiri. Nah, jika memegang ulekannya benar, maka rasanya akan enak. Ini mitos sih, boleh percaya atau tidak hihihi...

Tahu Tek
“tek…tek..tek..” suara wajan yang dipukul dengan sendok, hampir setiap malam berkeliling di komplek perumahan saya. Ya, itu adalah suara penjual tahu tek. Bunyi khas tek..tek inilah membuat tahu lontong di Surabaya disebut dengan tahu tek.

Tahu tek merupakan makanan khas dari Surabaya. Sebagai orang Surabaya, jika lama bepergian keluar kota, saya selalu kangen dengan makanan satu ini. Aroma, bumbu dan rasa tahu tek selalu bikin rindu Surabaya.

Tahu tek terdiri dari lontong, tahu, kentang rebus, telur, dan kecambah. Tahu digoreng dengan setengah matang dan telor dadar yang digoreng kekuningan. Bumbunya terdiri dari petis, kacang tanah dan bawang putih. Kacang tanah di tahu tek lebih dominan daripada petisnya, jadi bumbu tahu tek lebih kecoklatan dari pada rujak yang cenderung hitam. Bumbu tersebut kemudian disiram dan terakhir diberikan tambahan kerupuk.

Gizi tahu tek terletak pada tahu dan tempe yang kaya kedelai, yaitu mencegah osteoporosis karena menguatkan tulang, menurunkan kolesterol dan resiko kanker, sedangkan telornya kaya akan protein. Kacang tanah didalam tahu tek berkhasiat mengurangi resiko kanker usus, resiko stroke, melawan efek penuaan dini dan kesehatan kulit.

Tahu Tek

Selain bunyi penjual mencari pembeli dengan bunyi tek tek dari wajan yang dipukul, yang khas dari penjual tahu tek adalah ketika memotong bahan-bahan. Lontong, tahu, kentang rebus dan telur dipotong menggunakan gunting besar, bukan menggunakan pisau. Bunyi gunting tersebut terdengar tek..tek..tek, bahkan ketika bahan untuk dipotong sudah habis gunting seakan tetap memotong bahan-bahan tersebut.

Tahu tek legendaris di Surabaya ada di Tahu tek Pak Jayen didaerah Dharmahusadan dan Tahu Tek Pak Ali didaerah Dinoyo. Kalo ngga sempat mampir ke Surabaya, saya punya resep untuk membuat tahu tek yang lezat :
2 sdm Kacang Tanah goreng
1 sdt petis udang
1 siung bawang putih
cabai sesuai selera
3 buah tahu 
Lontong sesuai selera
ketimun
kecap manis

Cara membuat bumbu : 
Ulek kacang tanah goreng, bawang putih, cabai rawit dan garam. Jika sudah halus bumbu tersebut, tambahakan petis.

Untuk tahu gorenglah setengah matang. Sedangkan telor dikocok, lalu digoreng hingga masih kekuningan, jangan terlalu kecoklatan. Setelah itu gunting tahu, lontong dan telornya diatas piring, setelah itu tambahkan bumbunya, tambahkan bawang goreng dan terakhir krupuk. Tahu tekpun siap dinikmati.

Tahu Tek dan Rujak Cingur, memang belum terkenal seperti rendang, sate maupun nasi goreng. Namun, kedua makanan ini layak disejajarkan dengan makanan yang direkomendasikan oleh CNN. Tahu Tek dan Rujak Cingur adalah makanan yang unik dan citarasa yang sangat berbeda dengan makanan didaerah lainnya.

Hmm, jadi kapan nih kalian mau nyicipin tahu tek dan rujak cingur yang mendunia?