Sudah baca kan tentang postingan sebelumnya, yang “hampir” membuat kami gagal berangkat ke KL? Nah, ceritanya masih ada drama babak ke-2 yang membuat saya mewek karena dipalak sama jasa sewa mobil di Kuala Lumpur.

Biasanya saya anti nih, yang namanya sewa mobil ataupun menggunakan jasa tour travel ketika di Luar Negeri. Saya selalu merasa lebih asik, untuk mengeksplor tempat-tempat wisata dengan jalan sendiri, tanpa dibatasi oleh waktu. Ketika jalan sendiripun tanpa tour, saya selalu mendapat pengalaman baru dan lebih suka berbaur dengan masyarakatnya. Inilah yang membuat saya ketagihan untuk selalu traveling.

Nah, ketika ada rencana ke Kuala Lumpur dengan membawa 7 orang, dengan flight landing pukul 21.00 di KLIA2, saya mulai berpikir untuk sewa mobil, dengan alibi lebih hemat. Ya, itungan-itungan saya adalah jika naik KLIA Ekspress ke KL Sentral biayanya adalah RM 35, jika dikalikan 7 orang adalah RM 245. Lalu dari KL Sentral saya masih harus naik monorel untuk kekawasan bukit bintang.

Ada sih yang lebih hemat lagi yaitu naik skybus ke KL Sentral cuma RM 9, yang biasanya jadi andalan saya ketika di Kuala Lumpur. Namun, option ini sengaja tidak saya pilih karena terlalu larut malam, dan batas check inn hotel adalah pukul 23.00. Sedangkan naik bus ke KL Sentral sekitar 1 jam dan masih harus naik monorel lagi ke Hotel.

Lalu, saya iseng googling untuk menggunakan jasa sewa antar jemput KLIA2 ke hotel di kawasan bukit bintang. Pilihannya jatuh ke Jelajah Hemat, yang ternyata tidak hemat sama sekali. Biaya untuk drop off bandara ke hotel adalah RM. 220, jika dibandingkan dengan KLIA Ekspress saya saving RM 25. Saya kemudian sekalian sewa van 8 jam untuk di hari besoknya, biayanya adalah RM. 600. Setelah totalan harga dengan pihak Jelajah Hemat, saya disuruh transfer DP sebesar RM 180.

Okay, cerita berlanjut dengan satu orang yang gagal berangkat, karena ada kebutuhan mendesak. Saya sih masih berada diposisi aman, patungan sewa van masih dibagi 6 orang. Lalu, ternyata masih ada drama gagal berangkat dua orang, saya mulai panik jika totalnya ada tiga yang berangkat. Kalau harus patungan sebesar RM 820, rasanya bukan saving lagi malah over budget.

Saya mulai bingung, yang akhirnya membuat keputusan cancel booking untuk yang sewa van 8 jam, tapi untuk yang drop off bandara ke hotel masih tetap lanjutkan, karena saya sudah terlanjur DP yang tidak sedikit. Saya memang menghubungi pihak Jelajah Hemat dengan mendadak, satu hari menjelang keberangkatan, saya juga tahunya berita gagal berangkat ini juga mendadak kan. Saya menanyakan charge jika batal sewa van yang 8 jam, bagaimana?

Katanya sih tidak ada charge, tapi diharapkan untuk transfer lagi sebesar RM 35 lagi untuk pelunasannya. Mau ngga mau saya transfer kembali, jadi total uang yang sudah saya DP jika dikurskan adalah Rp. 612.000 + Rp 119.000 adalah Rp. 731.000,- sayapun kemudian menegaskan bahwa ini sudah tidak ada biaya lagi dan tidak ada tip ke driver. Merekapun mengiyakan.

Di KLIA2, saya sudah dijemput dengan tulisan nama “Vika” disecarik kertas dipintu masuk KLIA2. Sebuah mobil Van ala mobil travel sudah menanti saya. Perjalanan dari KLIA2 ke hotel saya dikawasan bukit bintang sekitar 50 menit. Semua terasa baik-baik saja, dan saya menikmati menaiki van ini setelah drama spot jantung gagal berangkat. Perasaan lega karena dua orang yang gagal berangkat menjadi “jadi berangkat” membuat perjalanan ini terasa menyenangkan.

Tiba di Hotel Ceria dikawasan Bukit Bintang, semua barang-barang diturunkan. Sayapun dengan santai melengang dengan santai masuk hotel. Nah, tiba-tiba si driver ini menagih saya RM 140 jika dikurskan sekitar Rp. 455.000,- karena saya merasa sudah transfer lunas dan katanya dari pihak travel tidak ada biaya lagi, saya sempat berdebat dengan driver.

Saya kemudian telepon contact person yang bisa dihubungi ketika keadaan urgent, tapi tidak diangkat karena memang sudah malam pukul 23.00. Si Driverpun mulai ngomel-ngomel dan marah-marah, mau ngga mau akhirnya saya bayar dan mengeluarkan uang ringgit dari dompet saya. Maklum di negeri orang, takut diapa-apain.

Saya masih ngga terima dengan perlakuan driver yang membentak-bentak saya. Besoknya dari Jelajah Hemat katanya mereka meminta maaf karena mereka miss comm dengan travel Malaysia, jadi memang saya seharusnya bayar RM 140 lagi. Iya, cuma permintaan maaf tanpa ganti balik uang saya RM 140, dan tentang driver yang membentak saya akan dilaporkan ke pimpinan. Sebuah jawaban yang seperti lepas tangan gitu aja.



Rasanya, saya merasa dipalak dengan drop off bandara ke hotel kawasan bukit bintang seharga 1,2 juta. Ngenes kan??? Yah, saya sih kapok banget, nyesel pakai acara sewa mobil kayak gini. Niatnya sih ngirit, tapi saya harus nombok sampai sejutaan, naik taksi yang van juga pastinya ngga akan sampai segitu.

So, tetap smart dan hemat ketika traveling guys. Happy Travelling !!!


A photo posted by Diarysivika (@wrdtl27) on

....
UPDATE 16 DESEMBER 2016

Tepat satu tahun yang lalu saya traveling bersama keluarga ke Kuala Lumpur dengan menyewa van di Jelajah Hemat. Saya memilih travel ini karena berada di urutan halaman satu google dan ada kantor pusatnya di Jakarta. Komunikasi pun cepat ditanggapi melalui Whatsapp.

Namun ada miss comm yang terjadi, yaitu tidak kesesuaian harga yang ditagihkan.  Terus terang kala itu saya tidak puas atas jawaban mba Dhia (CS yang saya hubungi) yang hanya permintaan maaf tanpa ada pengembalian uang saya.

Saya pun kemudian menceritakan uneg-uneg saya di blog. Berharap untuk tidak terjadi kejadian yang saya alami. Dalam tulisan blog saya tetap belajar untuk menyikapi dengan profesional, tidak emosi, tidak menjelekkan, dan tidak menambahkan cerita yang tidak sesuai. Bukti Whatsapp saya capture dalam postingan blog. Untuk Judul pun saya tidak menyebutkan Jelajah Hemat, nama tersebut saya sebut di badan artikel.

Begitu pula dengan komentar dan beberapa email yang banyak masuk ke saya menanyakan tentang Jelajah Hemat. Saya selalu menjawab dengan "Mungkin pengalaman saya akan berbeda dengan anda" dan "Mungkin setelah kejadian saya mereka berbenah".

Pada tanggal 7 Desember 2016 yang lalu saya dihubungi via email oleh Founder Jelajah Hemat yaitu Reza M Adiatma. Isi email tersebut merupakan permohonan maaf dan pengembalian uang saya sebesar RM. 140.

 

Selang 1 jam kemudian saya menerima pengembalian uang saya di nomor rekening yang saya berikan di email, senilai Rp. 476.000,- Sungguh diluar dugaan saya, kejadian satu tahun yang lalu ditanggapi dengan bijak oleh founder Jelajah Hemat. Dari kejadian saya mungkin anda bisa menilai bagaimana perusahaan ini melayani complain pelanggannya.

Adapun saya menulis di blog ini merupakan inisiatif saya pribadi, dan bukan karena pengembalian uang saya diwajibkan untuk menulis. Bukan sponsored post, maupun kerjasama. Bukan juga karena sudah ada pengembalian refund saya menulis dengan baik, tapi karena saya terkesan dengan pelayanan dan tanggung jawab dari Jelajah Hemat.

Saya memaklumi jika suatu usaha diwarnai dengan beberapa kendala. Saya berharap Jelajah Hemat sukses hingga ke depan. Tentu saja saya akan merekomendasikan Jelajah Hemat untuk sewa van di Kuala Lumpur. Buat kamu yang ingin jalan-jalan ke Colmar Tropicale bisa juga memilih sewa van di Jelajah Hemat. Happy Traveling!!!