Menjelang akhir tahun ini, saya liburan ke Kuala Lumpur bersama keluarga besar. Ide liburan ini berawal ketika saya mendapat gratisan dari Big Poin, poin ini bisa saya gunakan untuk menjelajah Kuala Lumpur secara gratis.

Merasa ngga asik hanya liburan sendiri, sayapun menebarkan “racun” untuk mengajak liburan ke beberapa orang. Saya kemudian mendapatkan 7 orang, kebetulan waktu itu juga ada promo tiket Kuala Lumpur.

A photo posted by Diarysivika (@wrdtl27) on 


Seperti biasa saya menjadi guide dan menyusun itinerary. Persiapannyapun sudah sempurna, mulai dari booking hotel, sewa van untuk jemput bandara, dan patungan untuk membeli bagasi. Bagasinya sengaja patungan karena cuma dua malam disana, jadi ngga perlu bawa bawaan banyak, hanya travel bag

Namun, karena yang berangkat banyak cewek, jadi banyak yang ngga tega harus ninggalin kosmetik, jadi mau ngga mau harus pesan bagasi sekitar Rp 360.000,- PP.  Tahu sendirikan, kosmetik yang berupa cairan itu harus masuk bagasi dan ngga bisa masuk cabin,

Satu minggu keberangkatan, ada satu orang yang gagal berangkat karena bertepatan dengan ujian sekolah. Duh, yang namanya tiket promo memang resikonya kayak gini, harus booking jauh hari dan ngga tahu di hari “H” nya nantinya ada keperluan mendesak. Sedih banget, kalo ada yang gagal berangkat, apalagi saya yang ngajak dan book tiket menjadi merasa bersalah.

Akhirnya, 6 orang saja yang berangkat ke Kuala Lumpur. Nah, ketika bersiap untuk web check inn didepan laptop, saya kemudian mengecek foto-foto paspor yang sudah dikirimkan ke Whatsapp saya. Check inn saya, anak, adik-adik saya beres, lalu giliran paspor sepupu saya, saya zoom untuk melihat tanggal expired paspor untuk dimasukan ke register web.

Ketika melihat tanggal expired paspor “Maret 2016” sayapun langsung lemas. Masih ngga percaya dengan tulisan tersebut, saya kemudian WA group “ ini expirednya beneran Maret 2016?” sebuah jawaban yang membuat saya makin lemas berkata, “iya, Maret 2016, emangnya kenapa?” dhuaaar bagai tersambar petir…

Dua sepupu saya karena kakak beradik ini bikin paspornya bersamaan, expirednya juga habis bersamaan. Dua orang ini karena ngga tahu kalo aturan dari pergi keluar negeri adalah “Maksimal paspor expired kurang dari 6 bulan” jadi jawabnya santai banget. Padahal, aturannya kalo berangkat desember 2015, berarti maksimal paspor expired antara Juni – Juli 2016. 

“Do You Know” untuk booking tiket pesawa di Web AirAsia ketentuannya hanya memasukkan nama, jenis kelamin dan tanggal lahir saja. Sedangkan no paspor dan tanggal epired paspor baru dimasukkan ketika akan check inn pesawat, sekitar dua hari sebelum tanggal berangkat.

Saya yang sudah sedih dan galau karena ada satu yang gagal berangkat, ditambah 2 orang akan menjadi tiga yang akan gagal berangkat itu seperti “Sakitnya tuh disini” Saya kemudian telepon call centre AirAsia, jawabannya pun katanya expired paspor harus kurang 6 bulan ngga bisa ditawar lagi. Saya kemudian baca artikel tentang paspor kurang 6 bulan, makin ngeri aja bacanya, ada yang dideportasi, ada yang ditahan diimigrasi luar negeri ataupun ditolak dibandara Indonesia.

Nah, dua orang sepupu saya ini sama galaunya dengan saya, tanya-tanya travel untuk buat paspor jadi sehari kena 2,5 juta, kalo dua orang jadi 5 juta, beli tiketnya aja ngga sampai segitu kan, masak harga paspornya selangit, jadi option ini dicoret. Lalu, mereka juga sempat ke kantor imigrasi Surabaya untuk menanyakan ketentuan tentang Paspor Expired Kurang dari 6 bulan, jawabnya tetap sama "Ngga Boleh".

Sayapun juga mulai galau tentang hotel-hotel dan sewa van yang sudah saya booking, kalau mereka gagal berangkat siapa yang bayar sisa DPnya siapa ??? duh makin nanar… perut saya sudah mules-mules dan nafsu makan berkurang (tapi belum hilang sih nafsu makannya hehehe).

Besoknya, pagi-pagi dua sepupu saya ini menelepon saya, katanya dia baru mendapat informasi dari seorang kenalannya yang travel agent, katanya kalau masih kurang 3 bulan masih bisa lolos. Dia (travel agen ini) sering banget bawa tamunya dengan kasus seperti saya ini. Meskipun, saya kurang yakin, saya menyuruh mereka untuk datang pagi-pagi ke bandara untuk menanyakan ke petugas ataupun supervisor AirAsia. Jam 12.00 sampai bandara Juanda, katanya disuruh kembali sekitar jam 15.00 untuk menemui supervisor.

Jam 15.50 kami kemudian menuju counter check inn airasia tanpa ke supervisor terlebih dahulu. Empat orang yang berangkat dengan paspor yang tidak bermasalah, semuanya sudah saya check innkan via web, sedangkan jika paspor kurang dari 6 bulan sistem secara otomatis tidak bisa dicheck inn. Maju ke counter airasia dengan perasaan campur aduk, saya menyodorkan beberapa tiket dan paspor rombongan. 

Giliran paspor sepupu saya yang dipegang, keringat saya mulai bercucuran (maklum sudah emak-emak, rawan jantungan wekekeke..). Petugas airasia ini, Cuma nanya, berapa hari disana dan ada tiket hotel?? Lalu cetok-cetok, print ticket keluar, kami lolos dari aturan paspor kurang 6 bulan expired.

Lolos dari check inn airasia, masih ada satu proses lagi untuk menuju boarding flight. Ya, imigrasi, makin menakutkan proses selanjutnya. Tiba di counter imigrasi, sepupu saya sudah dimarahi petugas,
“Ini gimana, expired kurang 6 bulan mau berangkat?” (petugas)
sambil menunduk lesu “iya, baru tahunya kalau kemarin kalau kurang dari 6 bulan”
“Terus gimana, kamu mau berangkat” dengan wajah galak. Saya yang melihat sepupu saya kebingungan, kemudian maju ke counter imigrasi.
“iya, Cuma dua hari, minggu malam sudah pulang” jawab saya
“Saya sih ngga masalah, mau dua hari kek, mau seminggu kek, saya bisa bolehin berangkat. Tapi, saya ngga bertanggung jawab kalau dideportasi disana” (petugas)
“Iya, saya siap menanggung segala resikonya” sambil ngelus kartu kredit saya, kalau mereka dideportasi di Malaysia, otomatis harus book tiket pulang.
Petugaspun cetok-cetok stempel paspor dengan ekspresi “ya begitulah…”, karena merasa kesalahan kita mau ngga mau memang harus terima dimarahi petugas imigrasi. 

Akhirnya, pesawatpun mendarat mulus di Kuala Lumpur. Di Imigrasi Malaysia, kami hanya ditanyai hotel dan berapa hari di Kuala Lumpur, selanjutnya semua sudah lolos Imigrasi. Liburan singkat sayapun berakhir “happy ending” dan bahagia hehehe… Meski harus diwarnai dengan berbagai drama yang membuat spot jantung.


A photo posted by Diarysivika (@wrdtl27) on 


Eh, dengan membaca artikel saya ini, bukan berarti yang punya paspor expired kurang dari 6 bulan, bisa lega yah… Karena, hanya Malaysia saja yang memperbolehkan “paspor expired kurang dari 6 bulan” bisa masuk ke negaranya. Untuk Singapore, malah sangat tegas tidak ada ampun untuk paspor expired kurang dari 6 bulan. Dan beda maskapai beda juga ceritanya, kebetulan saya pakai AirAsia, lalu beda petugas imigrasi, beda pula ceritanya.

Update :
Beberapa pembaca ada yang mengeluh jika tidak lolos imigrasi dengan paspor expired kurang dari 6 bulan, yang perlu saya garis bawahi bahwa memang peraturannya memang tidak boleh, jika saya lolos mungkin karena saya beruntung. Jadi jika ada yang membawa print out artikel ini ke check in airasia dan petugas imigrasi, lalu ngotot saya bisa dan ternyata tidak bisa maka saya juga tidak bertanggung jawab karena memang sudah jelas peraturannya.

Terus terang adapula yang marah-marah kalo tidak semujur saya dan petugas airasia tidak menerapkan kebijakan yang seragam. Pesan saya, selalu check paspor anda sebelum traveling… HAPPY TRAVELING

A photo posted by Diarysivika (@wrdtl27) on