Traveling Ala Koper atau Ransel
Suka traveling ?
Koper atau ransel?
Kalo saya suka traveling gaya ransel dengan ukuran besar. Tapi itu dulu ketika masih belum menikah dengan bawaan baju dan peralatan traveling masih minimalis. Kini ketika sudah menikah dan mempunyai anak, gaya traveling saya berubah menjadi gaya koper. Maklum, peralatan balita itu membutuhkan tempat yang banyak, mulai dari baju, susu dan peralatan lainnya.

Model hard luggage kini menjadi favorit sebagian traveler. Sebagai penggemar hard luggage, saya memiliki beberapa ukuran diantaranya berukuran 16 inch, 20 inch dan 24 inch. Ukuran 16 inch saya masukkan ke cabin pesawat karena ukurannya kecil. Sedangkan untuk ukuran 20 inch dan 24 inch harus masuk bagasi pesawat. Padahal dalam hati tidak rela kalau koper kesayangan saya di banting atau di lempar oleh petugas bagasi di pesawat. 

Koper pink jumbo saya yang ngga pernah ketinggalan di bawa traveling

Ini koper yang sering masuk cabin


Terkadang saya menggunakan jasa wrapping yang ada di setiap bandara untuk membungkus koper dengan plastik agar koper tetap aman tanpa lecet. Biaya menggunakan jasa tersebut saya harus mengeluarkan biaya Rp. 50.000,- perkopernya, biaya akan bertambah jika saya menggunakan wrapping di Bandara luar negeri dengan biaya Rp 150.000,- perkopernya. Biaya tersebut harus saya keluarkan demi koper saya tetap terlihat mulus tanpa lecet. 

Mass Market Cover Koper
Sewaktu jalan-jalan ke Pasar Atum Surabaya, saya tidak sengaja melewati stand cover koper. Di Pasar Atum tahap II di Lantai II ini banyak sekali pembuat cover koper yang jumlahnya puluhan dengan stand berukuran minimalis. Rata-rata usaha cover koper tersebut memiliki model dan bahan yang sama, seperti mika di luar dengan jaring bagian dalam dan bagian tepi terdapat restleting. Bahan transparan dari mika membuat koper kita tetap kelihatan dari luar yang fungsinya kita tidak akan kebingungan saat mencari koper di pengambilan bagasi. 

Beberapa stand di Pasar Atum



Untuk memesan cover koper agar ukuran pas dengan kopernya, sebaiknya koper dibawa langsung ketika memesannya. Kalau malas membawa koper bisa memakai ukuran inch koper standar, namun lengkungan tepi koper dan letak pegangan trolley memiliki ukuran dan tempat berbeda. Saya lebih puas pengerjaan cover koper jika dibawa langsung. Tidak perlu takut aneh membawa koper di Pasar atum, para satpam maupun pemilik stand sudah terbiasa melihat pengunjung yang menggeret kopernya.



Harga di beberapa pembuat cover koper ini berbeda-beda, ada yang berukuran 24 inch harganya Rp. 200.000,- sedangkan 16 inch Rp, 140.000,- Namun, saya mendapati stand Siana lebih murah Rp. 20.000,- dan pelanggannya terlihat lebih banyak diantara lainnya. Suasana stand Siana ini terlihat penuh dengan koper bermacam ukuran.

Untuk memesannya, kita diberikan pilihan untuk memilih warna jaring dan warna restletingnya. Lama pengerjaan adalah satu minggu, lalu kita akan di telepon jika cover koper sudah selesai. Lama pengerjaan di Stand Siana ini lebih lama dari pada stand lainnya yang berkisar dari 4 sampai dengan 5 hari saja, namun meski pengerjaannya lama tetaplah difavoritkan pelanggannya.

Beberapa koper pesanan di Stand Siana
Hasil jahitan cover koper sangat rapi, lengkungannya pas dan koper juga mudah dibuka. Kini saya tidak perlu ketakutan lagi terhadap keselamatan koper beserta isinya ketika koper saya dimasukkan bagasi pesawat. Cover koper bukan karena musiman namun lebih untuk kemanan agar koper tidak mudah rusak dan lebih aman karena koper tertutup dengan sempurna.

Hasil pesanan cover koper

DIBALIK IDE USAHA MASS MARKET COVER KOPER
Namanya Tante Siana, pemilik dari bisnis cover koper. Dari cerita beliau, awal mula bisnis cover koper dari pengalaman pahit puterinya. Sekitar 6 tahun lalu puteri beliau sering marah-marah ketika pulang dari traveling. Puterinya mendapati kondisi hard luggage lecet dan soft luggage sobek. Padahal koper puteri Tante Siana memiliki bahan yang bagus, tapi tetap saja karena sering di banting sewaktu di bagasi pesawat koper tersebut menjadi cepat rusak.

Jengkel karena harus selalu membelikan koper, muncul ide tante siana untuk melindungi koper agar lebih aman. Dari latar belakang penjahit baju yang beliau tekuni, tak susah membuat desain cover koper. Sejak cover koper buatannya dipakai puterinya yang memiliki bisnis travel, banyak sekali rekan dan relasi puterinya yang memesan kepada beliau.

Bisnisnya kemudian laris manis dari pesanan yang dimulai dari mulut ke mulut. Melihat permintaan yang mulai banyak, Tante Siana kemudian membuka bisnisnya dengan menyewa stand di Pasar Atum dari uang yang beliau kumpulkan dari penghasilan membuat cover koper. Awalnya hanya Tante Siana yang memiliki stand cover koper, kini banyak sekali stand lain yang membuka bisnis yang sama dan tentunya persaingannya semakin tinggi.

Sempat saya tanya kenapa cover kopernya lebih murah dari lainnya, beliau mengatakan meski lebih murah tapi kualitasnya tetap bagus. Beliau tidak mengambil untung banyak, namun jumlah pesanan akan bersanding dengan laba yang diraihnya.

Harapan Tante Siana dalam Mengembangkan Usaha Cover Koper 
Ditengah persaingan bisnis di Pasar Atum Surabaya yang semakin hari semakin bertambahnya wirausaha yang memiliki bisnis yang sama, maka Tante Siana ingin memperlebar usahanya dengan :





  • Memiliki cabang usaha cover koper di Mal Surabaya
Tante Siana ingin mengembangkan usahanya dengan memiliki stand di mal Surabaya. Tujuannya agar para konsumen tidak kesulitan untuk memesan cover koper lagi. Kendala utama di Pasar Atum karena pengunjung sering mengeluh karena susahnya mencari lahan parkir yang terbatas, dan para konsumen yang tidak terbiasa ke Pasar Atum sering kesulitan untuk mencari stand Tante Siana. Jika di mal tentu lebih nyaman dan mudah di jangkau oleh konsumen.

  • Menambah jumlah karyawan

Saat ini Tante Siana belum berani menambah karyawannya karena masih takut jika laba yang diraihnya tidak bersanding dengan biaya pembuatan cover koper dan pengeluaran gaji untuk karyawannya. Harapannya suatu hari nanti akan menambah karyawannya agar pengerjaan cover koper lebih cepat dengan tiga hari saja.

  • Membeli Stand di Pasar Atum Surabaya

Usaha yang ditempati Tante Siana merupakan stand yang masih beliau sewa perbulan, padahal sewa stand perbulan semakin lama semakin bertambah harganya. Keinginannya adalah membeli stand agar beliau tidak direpotkan untuk memikirkan membayar sewa stand bulanan, namun membeli stand tentu ada kendalanya karena harga stand yang melampui tinggi. Untuk membeli stand tersebut harganya berkisar sekitar ratusan juta rupiah, saat ini beliau berusaha mewujudkan impiannya dengan menyisihkan penghasilan dari keuntungan pembuatan cover koper.

  • Menerima layanan antar ambil cover koper kepada konsumen

Untuk memudahkan konsumen Tante Siana ingin mengembangkan bisnisnya dengan sistem "Delivery Order" yaitu mengambil dan mengantarkan cover koper kepada konsumen yang berada di area Surabaya dan sekitarnya. Selama ini beliau bekerja sama dengan ojek online langganannya untuk konsumen yang ingin meminta diantarkan kopernya, namun pelayanan tersebut sebatas koper dengan ukuran kecil karena kendala menggunakan ojek sepeda motor. Kedepannya Tante Siana ingin membeli mobil box dan mengantarkannya kepada konsumen. Tentunya jika fasilitas bertambah maka pemasukan juga akan meningkat.

Begitulah harapan Tante Siana dalam mengembangkan usaha Cover Koper, semoga kedepannya berhasil dan semakin sukses.


Simulasi Bank BTPN “Menabung Untuk Memberdayakan” 


Terinspirasi dari Tante Siana yang membuka usaha cover koper, muncul ide saya untuk memajukan usaha mass market di Indonesia. Dukunglah mereka dengan berperan serta dalam progam menabung untuk memberdayakan yang di kelola oleh bank BTPN. Disini saya hanya berperan untuk menabung secara rutin dengan jumlah tertentu dan periode tertentu. Peran kecil saya ini akan memiliki manfaat yang luar biasa bagi mass market di Indonesia untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih maju dan meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia menjadi lebih baik.

Dengan mengikuti progam menabung untuk memberdayakan, saya tidak hanya memikirkan keuntungan saya pribadi dengan memikirkan bunga yang saya raih saja. Dalam progam ini saya juga bisa membantu impian UMKM seperti Tante Siana yang ingin mengembangkan usahanya agar semakin besar. Tentunya masih banyak mass market di Indonesia yang memiliki impian yang sama dengan Tante Siana.

Sebelum mengikuti "Menabung Untuk Memberdayakan" kita bisa membuat simulasi untuk perencanaan tabungan yaitu dengan :

simulasi btpn

  1. Buka website : www.menabunguntukmemberdayakan.com lalu klik menu mulai simulasi 
  2. Login melalui fb atau manual dengan memasukkan nama, email dan pilih bidang yang ingin di berdayakan
  3. Mulai simulasi anda dengan "berapa jumlah yang ingin di tabung setiap bulan" dan "berapa lama anda ingin menabung". Contoh saya pilih setoran perbulan adalah Rp, 1.500.000,- lalu saya memilih 5 tahun periode tabungan yang akan saya endapkan, lalu klik simulasi
  4. Hasil simulasi anda akan terlihat berupa setoran yang saya tabung tiap bulan dikali jumlah periode tabungannya. Hasilnya adalah Rp. 102.531.389,-

Menabung tentunya disesuaikan dengan kemampuan pribadi masing-masing, di Bank BTPN setoran bisa dipilih sesuai kemampuan. Setoran juga bisa dengan jumlah terkecil Rp. 500.000,- dengan periode 6 bulan hasilnya adalah Rp. 3.032.688,-

Tentukan setoran perbulan dan periodenya


hasil simulasi terlihat


BTPN akan menyalurkan progam membangun memberdayakan melalui kredit kepada mass market, adapula pelatihan kewirausahaan yang diperuntukkan kepada UMKM maupun pensiunan. Dengan menabung kita memperoleh manfaatnya dan dapat memberdayakan mereka yang membutuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik.

Dukung Mass Market dengan Menabung Untuk Memberdayakan

Tulisan ini disertakan dalam kompetisi blog “Terima kasih Mass Market”