Bandung selalu ada saja wisata yang baru. Terakhir kali saya kesana adalah sekitar tahun 2013, saat itu sedang hebohnya pembukaan Trans Studio Bandung. Penasaran dengan theme park tersebut sayapun pergi ke Bandung. Di awal tahun 2016 sayapun mengulang alasan yang sama pergi ke Bandung hanya karena penasaran dengan pembukaan wisata baru yaitu Farm House Bandung.

Untuk berkeliling Bandung saya memutuskan untuk menyewa mobil, dan demi hemat saya menggaet massa adek-adek saya untuk patungan sewa mobil. Mobil yang saya pilih waktu itu yang termurah adalah Xenia dan lepas kunci tanpa sopir, jaminannya cuma KTM atau KTP. Perharinya sekitar Rp 250.000,- dan dalam 3 hari saya cuma ngabisin bensin cuma Rp 150.000,- padahal tiap hari mobil nggak pernah berhenti jalan Lembang - Bandung loh.

Keputusan menyewa mobil dengan 1000cc adalah paling tepat. Kalau penasaran dengan sewa mobil lepas kunci nanti sayakasih tahu deh via komentar, karena sewa mobil lepas kunci di Bandung itu nggak banyak, dan kalau pakai sopir merepotkan harus kasih tips atau makan yang on time. Jalan di Bandung pun mudah dilalui dengan GPS, padahal kami ini buta jalan disana.

Selesai urusan mobil, saya memutuskan untuk menaiki kereta api dari Surabaya - Bandung dengan Mutiara Selatan tipe bisnis. Pesawat terbang saya skip karena selisihnya hampir 3 kali lipat, sedangkan adek-adek saya memutuskan untuk tetap naik pesawat terbang.



Demi berhemat tersebut saya baru menyadari jika naik kereta api adalah totalnya 16 jam. Untungnya anak saya tipe backpacker cilik yang tahan banting banget, selama berjam-jam di kereta api dia tidak rewel sama sekali. Sayanya malah yang rewel, turun dari stasiun Bandung merasa dunia seperti bergetar karena efek kereta api yang jalannya goyang-goyang dan kaki bengkak dua kali lipat karena posisi kaki yang ditekuk.

Selama di Bandung saya puas banget mengeksplorasi wisata Bandung yang belum saya kunjungi sebelumnya, memang sih nggak semuanya berhasil saya datangi karena waktu saya yang terbatas di Bandung.

Inilah itenerary Wisata Bandung 3 hari 2 malam 
Hari 1 
Pagi (10.00 - 13.00) 
Kereta api sampai di stasiun Bandung di pagi hari, kami jalan kaki menuju hotel sedangkan adek saya sudah di hotel lebih dulu dengan mobil sewaan kami. Hotel kami yang saya pilih di hari pertama adalah hotel budget jadi tidak ada yang spesial yang terpenting waktu itu karena dekat dengan stasiun Bandung.

Setelah mandi dan menitipkan koper di receptionist karena waktu check inn masih sore nanti, kami melanjutkan perjalan untuk sholat Jum'at di kawasan Dago. 

Kuliner Kedai Timbel Dago (13.00 - 14.00) 
Katanya jika ke Bandung wajib mencoba Nasi timbelnya, jadi dihari pertama saya langsung meluncur ke Warung Timbel Dago. Rupanya nasi timbel itu adalah nasi putih biasa yang dibungkus daun pisang, bukan nasi uduk seperti perkiraan saya.



Kedai Timbel Dago adalah yang paling difavoritkan para wisatawan. Review lengkap bisa dilihat di artikel saya ini : Kuliner Bandung 

Trans Studio Bandung (15.00 - 19.00) 
Sebenarnya hari pertama saya di Bandung saya bingung memutuskan haruskah langsung ke Lembang atau hanya mengeksplorasi Bandung. Namun karena saya masih lelah efek kereta api jadi saya memutuskan ke Trans Studio Bandung lagi. Iming-iming diskon Mega menjadi Rp. 100.000,-an memang bikin ngiler.




Review lengkap : Trans Studio Bandung

Nasi Kalong (19.30 - 20.00)
Selesai dari Trans STudio Bandung, saya sengaja tidak mencari kuliner di kawasan mallnya, di Surabaya sudah banyak mall kan jadi kalau kuliner itu-itu saja pasti bosan. Saya memilih nasi kalong yang katanya ngehits banget di Bandung. Untungnya waktu itu saya sampai di lokasi jam 20.00 jadi belum terlalu ramai dan saya mencicipi nasi merahnya.





Review lengkap : Nasi Kalong Bandung

Factory Outlet Jalan Riau 
Ke Bandung tanpa belanja sepertinya kurang lengkap, deretan Factory Outlet di Kawasan Jalan Riau menjadi destinasi akhir liburan saya malam ini. Saya sih lebih menghabiskan waktu dengan nongkrong di depan Factory Outlet, sedangkan adek saya belanja heboh.

Hari ke-2 
Di Hari ke-2 ini sekaligus saya check out hotel untuk menuju Lembang. 
Farm House Lembang (10.00 - 13.00)
Misi utama saya di Lembang adalah mengunjungi Farm House Lembang. Jadi ketika sampai di kawasan ini senangnya luar biasa sampai ngalahin anak saya. Biaya masuknya yang cuma Rp. 20.000,- sudah include susu atau sosis memang membuat saya senang bukan main.



Seperti diberitakan di televisi, Farm House Bandung ini memang ramai sekali. Banyak banget wisatawan dari Bandung sendiri, luar kota dan bahkan dari negara tetangga seperti Malaysia yang memadati Farm House Lembang. Sao, far saya puas banget berfoto dan menjelajahi tempat kekinian ini.


Review Lengkap : Farm House Bandung
Dusun Bambu (13.00 - 15.00)
Dusun Bambu bukanlah destinasi baru di Bandung, tapi tetap saja wisata ini selalu membuat saya penasaran. Saya suka dengan konsepnya yang antara alam dan kuliner berpadu. Biaya masuknya pun murah cuma Rp. 15.000,- Didalam Dusun Bambu tersedia aneka kuliner yang khas Bandung.




 Review lengkap : Dusun Bambu

Grafika Cikole (15.00 - 16.00)
Dua wisata di Bandung dalam sehari rasanya belum puas, saya mengejar waktu untuk menuju Grafika Cikole. Saya penasaran dengan konsep penginapan yang katanya mirip the lord of the ring yang disajikan di Grafika Cikole.






 Review lengkap : Grafika Cikole

Stevie G Hotel 
Stevie G Hotel adalah hotel pilihan saya di Lembang. Saya memilih hotel ini karena melihat reviewnya yang bagus dan kamarnya memiliki tema yang unik. Hotelnya bagus banget dan memiliki cafe rooftop. 




Tapi, sepertinya menginap di Lembang adalah bukanlah keputusan yang tepat, karena Lembang di malam hari sangat sepi. Malamnya pun karena nggak betah di hotel yang sepi kamipun memutuskan turun ke Bandung.

Cihampelas Walk (20.00)
Sengaja ke kawasan ini untuk mencari oleh-oleh berupa kaos dan sandal lucu, sepanjang jalan cihampelas adalah penjual kaki lima yang menggelar dagangannya. Untuk sistem pembeliannya adalah ditawar terlebih dahulu.

Perkedel Bondon (22.00)
Sekitar jam 22.00 malam kami masih ingin berkuliner mencari makanan Bandung yang khas banget seperti perkedel Bondon. Namun sayang ketika saya sampai di lokasi, perkedel tersebut masih diaduk-aduk dan masih belum buka. Katanya sih perkedel akan siap pada pukul 00.00.

Duh rasanya saya nggak sanggup harus menunggu perkedel yang baru matang dua jam lagi. Akhirnya saya pulang dengan rasa penasaran, next trip harus mencicipi perkedel Bondon, kalau gini saya makin menyesal memutuskan menginap di Lembang bukan di Bandung.

Hari ke-3 
Pagi hari kami sengaja malas-malasan untuk check out karena hotelnya yang bagus banget, dan makanan breakfast yang sangat melimpah.



Ini hari terakhir saya di Bandung, jadi itenerary saya habiskan untuk belanja oleh-oleh di : 
Batagor Kingsley



Kartika Sari

Soes Merdeka

Review Lengkap : oleh-oleh Bandung

Sedangkan untuk makan sore saya mampir ke Nasi Bancakan yang legendaris. Dulu di tahun 2013 saya juga pernah mampir ke Nasi Bancakan, tapi menurut saya rasanya sudah berbeda dari dulu. Memang sih gosip yang beredar koki dari Nasi Bancakan sudah ganti.



Review lengkap : Nasi Bancakan

- Pulang ke Surabaya naik kereta api lagi... 

 ......

Tiga hari dua malam di Bandung rasanya belum cukup, masih banyak wisata Bandung yang belum saya datangi seperti Kawah putih Ciwidey, Tangkuban Perahu, De Ranch, Floating Market, Lawang wari Art Lounge dan Taman Begonia Lembang. Belum lagi mengeksplorasi kota Bandung dengan tempat nongkrong yang kekinian seperti bertema garden yang jarang ada di Surabaya.

Tahun depan sepertinya akan ke Bandung lagi dengan itenerary Wisata Bandung 3 hari 2 malam yang makin sip lagi. Duh Bandung memang ngangenin. Oia, kasih referensi lagi donk buat itenerary kuliner dan wisata Bandung yang kekinian??? Semoga terwujud di Next trip berikutnya...mungkin ada yang mau barengan sama saya hehehe...