Bosan dengan pantai dan beach club di Bali, saya mencari tempat wisata yang lagi happening jauh dari pusat kota. Tampaksiring Journey yang terletak di Gianyar menjadi pilihan saya. Dengan bantuan GPS saya mengendarai mobil rental dengan waktu tempuh 2 jam perjalanan dari Legian. Sepanjang perjalanan menuju Gianyar, medan yang kami tempuh adalah jalanan berliku dan naik turun. Sekeliling dari Tampaksiring Journey masih berupa pedesaan dan sekelilingnya menawarkan pesona persawahan yang khas Bali.




Tampaksiring journey ini menawarkan beberapa paket wisata alam yang biasanya disukai kaum bule, seperti day bike throught villages, forest trekking and paddy fields.. Tetapi saya sengaja skip beberapa paket wisata yang menguras tenaga tersebut, dan lebih memilih eksplore coffe cottage. Memasuki area coffe cottage saya sudah "disuguhi" dekorasi dengan warna-warna yang cantik tanpa menghilangkan kesan suasana Bali. Pilihan saya tak salah karena saya suka mengumpulkan stock foto narsis lagi.





Ayunan ala film India

Untuk memasuki area Tampaksiring Journey ini ada biaya masuk yaitu Rp. 10.000,- yang include welcome drink dengan free buble juice dan wifi. Pengalaman saya sewaktu kesana malah saya nggak bayar karena letak loket tiket yang bukan di pintu utama, melainkan disebelah kamar mandi dan saya baru tersadar ada biaya masuk ketika akan pulang. Wah, jadi penasaran dengan rasa buble tea nya.



Banyak yang menanyakan kalo ke Tampaksiring Journey enaknya ngapain? Ya, intinya sih kita beli tiket dan dapat buble tea, lalu cari spot tempat duduk yang sesuai selera. Mau yang ayunan ala film india, kursi persawahan, kursi besi jadul atau duduk di gazebo pun terserah. Kalau masih haus bisa pesan minum lagi yang harganya murah meriah mulai Rp. 5.000,- Rp. 12.000,-


Nah kalau sudah bosan menikmati minuman, naiklah ke bamboo house yang menjadi icon Tampaksiring Journey. Jadi wajib hukumnya narsis di bamboo house tersebut lalu pajang fotonya di instagram. Maklum Tampaksiring Journey ini masih baru di tahun 2016 ini, antusias pengunjung yang datang juga sangat banyak. Semoga kedepannya bamboo house ini semakin luas karena sekelilingnya masih ada perbaikan perluasan dan tidak perlu bergantian mencari spot narsis.







Kursi jadul




Buat yang masih bingung tentang coffe cottage Tampaksiring Journey saya kasih gambaran kalau tempat ini seperti Taman Indie Malang, Gubug Mang Engking, Kopi Ireng Bandung atau Dusun Bambu di Bandung tapi versi minimalis. Konsepnya adalah tempat minum dengan dekorasi yang unik untuk berfoto dan hanya tersedia minuman tidak ada makanan.


Menu minuman di Tampaksiring Journey



Tampaksiring Journey ini areanya tidak begitu luas, jadi dalam dua jam saya sudah mengakhiri petualangan di tempat ini. So far saya cukup puas menikmati fasitas yang ada di Tampaksiring Journey meskipun lokasinya cukup jauh dari pusat kota seperti Legian dan Denpassar. Tips dari saya sebaiknya setelah dari wisata ini mampirlah sekalian ke beberapa wisata di Ubud karena lokasi Gianyar dan Ubud Berdekatan. 

Tampaksiring Journey
Jln. Melati, Manukaya, Tampaksiring, Gianyar, Bali
Open :

09.00 -21.00
Phone :
0819-1654-7000
Ticket :
Rp. 10.000,- free welcome drink and free wifi