Siang itu, saya ke kota Jombang dengan menempuh  2 jam perjalanan dari Surabaya. Kabupaten Jombang yang berada di wilayah Jawa Timur ini pastinya tidak asing bagi sebagian orang. Ya, kota Jombang adalah tempat kelahiran Gus Dur yang setiap harinya dikunjungi para peziarah dari beberapa pelosok Indonesia.

Perjalanan ini bukan untuk berwisata ke makan Gus Dur atau kegiatan kuliner yang biasa saya lakukan ketika sedang berada di luar kota. Saya ke Jombang dalam rangka ingin mengunjungi beberapa Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) kerajinan manik-manik kaca dan sentra kaligrafi. Saya mendapatkan referensi bahwa harga kerajinan manik-manik kaca, dan sentra kaligrafi di Jombang lebih murah karena pemasok langsung tanpa perantara.

Beberapa bulan lagi adik saya akan menikah, kami membutuhkan beberapa souvenir untuk dibagikan ke tamu undangan di resepsi nanti, pigora untuk bingkai foto preweding dan box kayu ukir untuk tempat seserahan. Sebenarnya jika tak mau repot, bisa saja saya ke Pusat Grosir Surabaya (PGS) untuk mendapatkan pernik-pernik pernikahan. Namun, demi menekan budget, kami memutuskan untuk mencarinya di Jombang.

UMKM di Kota Jombang
Manik-manik Kaca
Saya menuju Dusun Plumbon Gambang di Desa Gudo untuk mencari manik-manik kaca. Bukan perkara mudah untuk mencari dusun ini karena wilayahnya berada bukan di pusat kota, sekitar 30 menit dari kota Jombang. Namun, ketika sudah sampai di Desa Gudo, saya tak kesulitan lagi untuk menemukan lokasi manik-manik kaca dari petunjuk beberapa orang yang saya tanya di jalan. Saya bisa melihat satu dusun yang kanan-kirinya berjejer toko manik-manik kaca.

manik-manik kaca
Koleksi manik-manaik kaca Gudo
Saya memasuki satu persatu toko yang ada di Dusun Plumbon Gambang. Saya melihat manik-manik kaca yang dipajang berupa koleksi seperti tasbih, kalung, gantungan kunci, gelang, bros dan pernik-pernik rumah tangga seperti hiasan gordyn, lampu kaca dan sebagainya. Bahan dari pembuatan manik-manik kaca tersebut dari limbahan pecahan kaca yang kemudian diberi pewarna.


IMG_1502


IMG_1503


Saya memutuskan untuk membeli tasbih. Melihat aneka tasbih yang sangat banyak, saya cukup bingung untuk memilihnya, karena warna-warnanya sangat cantik dengan beberapa pilihan. Harganya pun cukup beragam sekitar Rp 5.000,- keatas, sedangkan kalung berkisar antara Rp. 20.000,- hingga ratusan ribu. Saya yang membeli cukup banyak untuk souvernir, juga mendapatkan diskon khusus.

manik-manik kaca
Para pegawai sibuk membuat kerajinan manik-manik


Sentra Kaligrafi
Setelah membeli manik-manik kaca, saya menuju Dusun Bangle, Desa Dapur Kejambon yang juga masih di wilayah Jombang. Sama halnya dengan mencari manik-manik kaca tadi, perjalanan mencari sentra kaligrafi ini cukup membingungkan karena saya harus belok ke kanan maupun ke kiri beberapa kali dari jalan raya utama.

Ketika memasuki Dusun Bangle, saya bisa melihat mayoritas penduduknya mengantungkan hidupnya dengan membuka kerajinan sentra kaligrafi. Saya sengaja memilih sentra kaligrafi zuddin karena mendapatkan informasi melalui websitenya yang cukup lengkap. Bisa saja saya memesannya secara online, namun saya ingin memesan dan memilihnya secara langsung ke gerainya.

zuddin kaligrafi
Sentra Kaligrafi di Dusun Bangle
Masuk ke sentra kaligrafi ini bukan seperti toko dengan displaynya yang cantik. Saya melihat seperti gudang yang lengkap dengan pajangan berupa aneka kaligrafi dan pigora. Harganya cukup bervariasi mulai dari ratusan ribu hingga jutaan, tetapi tentu saja harganya lebih murah dari toko-toko yang pernah saya temui di Surabaya.

sentrakaligrafi
Koleksi kaligrafi


Di Kaligrafi Zuddin saya sengaja memesan untuk tempat seserahan yang sengaja didesain seperti box kaca dan memilih pigora untuk tempat foto prewedding yang akan di pajang di gedung resepsi. Untuk box kaca saya bisa mengambilnya sekitar seminggu lagi, barang tersebut bisa dikirim atau saya ambil sendiri.

IMG_1504

Pentingnya Teknologi Informasi dan Komunikasi Bagi UMKM
Dalam mengunjungi UMKM yang ada di Jombang, saya menyadari betapa pentingnya Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam memajukan usaha mereka. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang saya maksud disini adalah pentingnya sebuah internet dalam mengembangkan usaha. Pembuatan website dan aktifnya promosi melalui social media seperti facebook, twitter dan Instagram dapat memberikan informasi kepada pembeli.

Usaha manik-manik Gudo kini sedang mengalami penurunan beberapa tahun terakhir dikarenakan rupiah melemah sehingga daya beli masyarakat berkurang. Di wilayah Jawa Timur sendiri, penjual manik-manik Gudo ini kurang diminati, sebagian besar barangnya hanya dikirim ke kota-kota wisata seperti Yogyakarta, Bali, dan Lombok. Penjualannya hanya berdasarkan permintaan barang dari toko-toko relasi dari manik-manik kaca di Gudo ini.

Saya sendiri menyayangkan hampir semua UMKM manik-manik Gudo ini tidak memiliki website usaha dan social media untuk mempromosikan produknya. Seperti perjalanan saya untuk mendapatkan manik-manik Gudo hanya dari referensi teman tanpa tahu alamat lengkap dan tidak mengetahui gambaran produk serta harga dari manik-manik kaca. Ketika browsing di internet saya hanya mendapati beberapa website tentang manik-manik kaca yang terakhir di update pada tahun 2012. Tentu saja di tahun 2016 ini harga dan model manik-manik kaca pastinya berubah.

Berbeda dari manik-manik kaca Jombang, di Sentra Kaligrafi Zuddin ini memiliki website usaha yang cukup baik. Website tersebut juga memiliki informasi yang sangat baik terkait produk, harga, kontak yang bisa dihubungi dan alamat. Sentra kaligrafi ini pun juga memiliki twitter dan facebook untuk memasarkan produknya. Saya menjadi tidak kesulitan untuk mendapatkan gambaran produk yang nantinya akan saya beli nanti.


Website milik Zuddin Kaligrafi
Dari pemiliknya yaitu Bapak Zuddin, saya mendapatkan informasi bahwa barangnya-barangnya juga dikirim ke beberapa kota besar di Indonesia, bahkan produk kaligrafi menjadi langganan ekspor ke Malaysia dan Timur Tengah. Namun yang menjadi keluhannya adalah jaringan internet di Desa Bangle ini sangat terbatas kecepatannya, dibutuhkan kesabaran ekstra untuk mengupload foto-foto di websitenya. Saya pun merasakan ketika berada di Desa Bangle tanda jaringan internet saya berputar-putar mencari jaringan.


Mengelola UMKM Dengan Internet
Dibutuhkan peran beberapa pihak untuk mensosialisaikan pentingnya pengusaha memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti Internet. Cara mengelola UMKM dengan internet yaitu :





  1. Website atau Blog
    Kebanyakan UMKM yang ada di Indonesia belum memiliki website atau blog untuk memasarkan produknya. Langkah yang harus dilakukan setiap UMKM adalah membuat website usaha yang menampilkan foto produk, biografi tentang usaha dan kontak yang lengkap.
    Website Iwearup pemilik dari fashion blogger Diana Rikasari

    Untuk menjangkau semua lapisan masyarakat di Indonesia, produk sebaiknya diberikan harga dan melayani penjualan langsung di website tersebut. Tentunya penjualan barang harus difasilitasi dengan pengiriman barang.

    Agar bisa menjangkau pangsa pasar luar negeri, website juga memiliki informasi dalam bahasa Inggris secara detail. Selain itu juga memiliki fasilitas pengiriman produk hingga ke luar negeri. Tentunya dengan teknologi email, Whatsapp, Line, maupun skype tak menghalangi para UMKM untuk meraih pangsa pasar Internasional.
  2. Social Media 
    Tidak semua UMKM memiliki social media untuk memberikan informasi produknya, padahal gaya hidup masyarakat saat ini hampir setiap harinya selalu mengecek social media mereka seperti di instagram, twitter dan facebook. 

    Saya melihat ada beberapa UMKM yang sudah memiliki facebook untuk mengupload foto produk beserta informasi produk dan harga, ini merupakan langkah yang sangat tepat. Sayangnya tidak semua pelaku usaha memiliki instagram, padahal instagram sangat cocok untuk promosi UMKM. Contohnya saja saat ini banyak pengusaha muda yang memiliki toko online yang penjualannya hanya mengandalkan instagram yang promosinya menggunakan endorse para artis.
    Contoh : Endorse artis Melalui Instagram (sumber foto: Instagram Tyas Mirasih)

    Alur kerjasama endorse adalah, pemilik akun instagram menawarkan beberapa produknya kepada si artis, si artis memilih barang dan fee yang disepakati. Setelah barang dikirimkan ke rumah artis, si artis wajib memasarkannya dengan mengupload fotonya di instagramnya dengan menggunakan produknya, foto kemudian diberi caption dan menampilkan mention pemilik online shop. Hasilnya, para follower artis yang berjumlah puluhan juta akan tertarik menjadi follower pemilik instagram endorser dan ingin membeli produknya

    Untuk itu, para pengusaha UMKM harus memiliki pegawai khusus yang mengelola website dan social media mereka. Seperti facebook, twitter dan instagram setiap pelaku usaha UMKM wajib memiliki untuk promosi dan penjualan produk.
  3. Menggunakan Pembayaran Elektronik
    Dua UMKM yang saya datangi di Jombang, ketika membayar saya harus menggunakan uang tunai. Padahal uang yang saya bayarkan cukup banyak, namun karena tidak adanya sistem pembayaran Elektronik Melalui Mesin EDC saya harus membawa uang tunai. Bahkan ketika uang tunai saya tidak cukup, saya harus menggunakan m-banking di ponsel saya untuk mentransfer uang yang harus saya bayar karena uang tunai yang saya bawa kurang. Hal ini cukup merepotkan bagi saya dan tentunya bagi pelanggan lainnya.

    Gerakan Non Tunai yang di lancarkan pemerintah, sangat tepat untuk kenyamanan dan keamanan masyarakat untuk mendukung pencegahan uang palsu, pencucian uang dan korupsi. Sistem pembayaran elektronik adalah pemanfaatan pembayaran melalui jaringan atau internet. Namun, saat ini para pelaku usaha UMKM masih sulit menggunakan sistem pembayaran elektronik dikarenakan kekurangan informasi yang didapatkan terkait sistem pembayaran elektronik. Banyak pelaku usaha UMKM lebih nyaman menerima uang tunai karena takut uang yang diterima tidak masuk ke rekeningnya 

    UMKM bisa ditinggalkan pelanggan jika tidak memiliki sistem pembayaran elektronik dalam bisnisnya. Contohnya seperti saya tadi, jika saya tidak memiliki m banking untuk membayar langsung, bisa saja saya tidak menjadi membeli barang yang saya inginkan karena tidak membawa uang tunai yang cukup, sedangkan jika ada pembayaran elektronik saya cukup "gesek" saja. 

    mesin EDC

    Para pelaku usaha UMKM wajib memiliki pembayaran elektronik dengan memiliki Electronik Data Capture (EDC), caranya cukup mudah yaitu :
    • Kunjungi Bank untuk memiliki EDC dengan mengisi formulir yang disediakan
    • Lampirkan Foto copy identitas, NPWP, SIUP dan foto lokasi usaha.
    • Setelah itu petugas bank akan datang ke lokasi usaha untuk survei dan memberikan mesin EDC.

Harapan Untuk UMKM Indonesia
Saya tahu untuk menggunakan internet ini tidak mudah bagi pelaku UMKM khususnya masyarakat pedesaan dan bagi orang yang usianya tidak muda lagi. Sama halnya dengan sewaktu mengajari almarhum ayah saya untuk membuat email dan blog pribadi, walaupun pendidikannya tinggi namun karena usianya yang waktu itu sudah 50 tahun, bagi beliau sangat susah untuk mengingat-ngingat apa yang saya ajarkan.

Namun tidak ada yang tidak mungkin jika semua pelaku usaha belajar untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi melalui sekarang. Contoh mungkin bisa dilihat dari banyak pengusaha muda Indonesia, pada umur 20-30 tahun sukses menjual produknya melalui pemasaran promosi melalui Instagram, twitter dan facebook yang bisa menembus penjualan dari seluruh Indonesia, dan internasional.


webe
UMKM Webe asal Semarang yang memanfaatkan teknologi dan informasi dengan baik, produknya diburu penggemarnya hingga ke luar negeri
Bagi saya internet bukan hanya untuk para usia muda, namun juga untuk semua usia. Internet juga bukan hanya untuk masyarakat perkotaan saja tapi juga menjangkau semua daerah. Demi mengangkat UMKM yang ada di Indonesia yang berada di pedesaan, perlu adanya peran beberapa pihak untuk memberikan sosialisasi mengembangkan usaha dengan internet. 

Kementerian Koperasi dan UKM pun sangat mendukung bahwa pelaku usaha harus memanfaatkan internet sebagai pemasaran. Pemerintah sangat mendukung perekonomian Indonesia memiliki sistem berbasis digital melalui UMKM online. Dengan majunya UMKM tentu dapat mengangkat pariwisata dan perekonomian masyarakat di Indonesia.