2018-03-01_10-51-22

Sepulang dari Dubai banyak sekali yang nyinyir bertanya kepada saya, misalnya Kenapa ke Dubai mba, kan Dubai katanya jelek nggak sesuai dengan yang ada di media? Kok ke Dubai sih mba, nggak ke Turki aja kan lebih bagus. Ada juga pertanyaan nyesek, Ooh jadi ke Dubai nggak gratis mba? Biaya sendiri? Halllo…..saya mulai baper.

Sebenarnya saya tidak ada angan-angan untuk ke Dubai, bahkan bermimpi untuk ke sana karena takut mahal. Waktu itu saya memutuskan ke Dubai karena ada promo tiket pesawat. Pun biasanya saya memutuskan suatu destinasi traveling karena berdasarkan promo tiket pesawat, andai waktu itu sedang berlangsung promo ke Turki, Jepang, ataupun London maka disitulah target traveling saya. Jadi yang penasaran pasti sudah terjawab alasan saya ke Dubai.



Tiket pesawat
Ada beberapa maskapai menuju Dubai, kebanyakan memang harus transit apalagi saya yang menggunakan penerbangan dari Surabaya. Maskapai elit ada Etihad dan Emirates yang sudah pasti pelayanan service sudah nggak diragukan lagi, tapi harganya tidak masuk ke kantong flashpacker ala saya. Waktu itu dengan penerbangan tanggal yang sama Emirates dan Etihad harganya 11 jutaan.

Saya memilih penerbangan dengan Royal Brunei karena tidak sengaja, jadi waktu itu saya iseng aja membuka website Royal Brunei, lalu saya memasukkan Surabaya – Brunei di kisaran 3,5 juta dengan penerbangan 3 bulan lagi berangkat. Saya langsung booking menggunakan kartu kredit tanpa perencanaan sama sekali. Kapan lagi dapat harga segitu ke Dubai. Royal Brunei ternyata sering banget mengadakan promo, tapi jarang yang ngeh karena minimnya informasi. Kalau pengen dapat harga murah memang harus rajin mengecek websitenya karena newsletter pun dari mereka kurang bisa diandalkan.

Penerbangan Royal Brunei dari Surabaya yaitu pukul 06.15 dan sampai di Brunei Darussalam 09.30, lalu penerbangan berikutnya di hari yang sama pukul 21.00 dan sampai di Dubai pukul 01.30. Waktu transit saya cukup lama yaitu hampir 11 jam di bandara Brunei, bisa saja saya jalan-jalan ke Brunei dulu, namun mengingat kurs Brunei lebih dari Rp. 10.000,- saya lebih nyaman berdiam diri di bandara. Selain itu konon transportasi Brunei seperti Taksi dan Bus cukup sulit jadi saya memutuskan di bandara saja. Selama 11 jam di bandara saya cuma duduk di sofa, sholat di prayer room dan beli makanan instan di Supermarket di Bandara.

Bandara di Brunei itu benar-benar sepi, di ruang boarding hanya ada beberapa orang, bahkan landasan pesawat pun bisa dipakai untuk main sepak bola. Lalu free wifi hanya berlaku untuk satu jam, setelah itu saya harus berlangganan unlimited Rp. 30.000,- untuk internetan. Bandara Brunei baru hidup sekitar jam 6 sore, pengunjung mulai ramai dari beberapa etnis yang rata-rata untuk penerbangan London, Hongkong, Australia, Seoul, Bangkok dan sebagainya…

Pelayanan dan fasilitas di Royal Brunei ini sangat bagus, sekelas dengan Garuda Indonesia ada selimut, bantal dan setiap penerbangan mendapatkan jatah makanan yang enak. Brunei yang merupakan Negara Islam ini memberlakukan sebelum pesawat berangkat dikumandangkan doa perjalanan dengan keras dari LCD, padahal para penumpang banyak yang non muslim. Keren banget.. minus menggunakan Royal Brunei hanya satu yaitu transit yang cukup lama dengan fasilitas bandara yang minim dan sampai di Dubai tengah malam.

Visa Dubai
Artikel visa Dubai sudah saya posting lengkap di Cara Mengurus Visa Dubai Syok banget sih waktu tahu harga Visa Dubai seharga 1,8 juta, tapi enaknya nggak perlu mikir saldo tabungan, surat referensi bank dan sebagainya. Untuk visa dubai cukup tiket pesawat PP, paspor dan foto aja. Lalu prosesnya nggak sampai seminggu.

Penginapan
Untuk penginapan juga sudah saya tulis lengkap di artikel Memilih Penginapan Hotel dan Apartemen Dubai Saya memilih hotel bintang tiga di kawasan Deira. Kawasan Deira merupakan kota lama Dubai yang harga penginapannya tidak semahal di pusat kota Dubai. Intinya sih kalo buat backpacker yang nggak pengen tinggal di hostel pilih saja kawasan Deira, hotel termurah masih ada di harga 500k. Untuk ke pusat kota transportasi metro sekitar 5-7 dirham dari Deira, atau mau yang lebih murah bisa naik bus.



Selain di Deira saya juga pindah ke pusat kota untuk pindah penginapan airbnb. Hostel di pusat kota Dubai ini paling murah sekitar 400k-500k jadi saya memutuskan untuk memilih apartement. Baca saja ulasan lengkapnya di artikel penginapan Dubai di link di atas ya…


Transportasi
Transportasi di Dubai itu sangat mudah dipahami, nggak sampai sebulan aja saya mempelajari sudah faham betul antara metro, tram dan bus. Selain menggunakan google maps saya juga menggunakan aplikasi transportasi Dubai. Silahkan baca artikel Transportasi Tram, Bus, dan Metro di Dubai dan Naik Abra di Dubai.



Untuk transportasi Dubai ini termasuk mahal, kadang jarak terdekat antara 3-7,5 dirham, dengan kurs Rp. 3.700 bisa sampai Rp. 27.750,- itu hanya untuk sekali jalan. Lalu tidak semua wisata Dubai terjangkau dengan tram maupun metro, adakalanya saya naik Uber seperti ke pantai, themepark, miracle garden dan beberapa wisata lainnya. Sehari untuk transportasi saya bisa habis sekitar Rp. 150.000,-

Biaya Makan di Dubai
Saya susah menjadi backpacker karena nggak tahan kalo lihat local resto yang wajib dikunjungi. Jadi biaya makan di Dubai ala saya jauh sekali dengan kata hemat hehehee… Bahkan artikel tentang kuliner Dubai sampai ada dua artikel yang sudah saya tulis di kuliner Dubai part 1 dan kuliner Dubai part 2



Untuk biaya makan di Dubai yang bukan di restoran seperti fast food di kisaran Rp. 70.000,- an, porsinya banyak jadi mengenyangkan. Biasanya kalo saya sudah kuliner di resto local pada satu kali makan perharinya maka makan kedua saya membeli makanan beku yang ada di supermarket lokal, nanti minta dihangatkan langsung dimicrowafe. Harganya sekitar 13 dirham atau 40 ribuan.






Itinerary Dubai
Hari ke 1, Hari ke 2 dan Global Village
Hari ke 3: Dessert Safari
Hari ke 4
Hari ke 5
Hari ke 6
Hari ke 7
Hari ke 8: Cerita hari ke 8 yaitu bisa dilihat di kuliner al ustad dan naik abra di Dubai

itin-dubai

Biaya pengeluaran selama di Dubai kalo di total sekitar 4,2 juta, namun karena perjalanan saya ke Dubai bersama dua orang jadi seperti biaya makan dan transportasi Uber dibagi 2, kalo dihitung lagi saya mengeluarkan uang cuma sekitar Rp. 3.750.000,- untuk biaya hidup, transportasi dan makan. Untuk biaya hotel dan apartement karena saya memiliki point diskon penginapan dari traveloka (bukan iklan hehehe) dan potongan dari airbnb untuk apartement maka per orang biaya penginapan Rp. 1.000.000,-


Semoga panduan dan itinerary ke Dubai dari saya ini membuat kalian nggak takut lagi untuk bermimpi ke Dubai. Happy Traveling!!!