DAY III

Hari ke-3 di Bangkok, kaki dan badan saya sudah mulai capek karena kelelahan jalan kaki, tetapi mumpung lagi travelling jadi hilangkan rasa malas untuk bangun pagi, karena waktu adalah uang. Saya bangun sepagi mungkin, pukul 08.00 sudah isi perut dan siap berangkat naik BTS.

GRAND PALACE

Dari BTS Phrom Phong saya menuju ke BTS Saphan Taksin 40B. Kemudian dari BTS turun ke demaga Boat Thier menuju ke Grand Palace dikenakan 15B.

Meski pagi-pagi saya sudah sampai di dermaga, antrian orang yang mau naik kapal sudah berjubel kayak ular, untungnya meski antrian ramai orang-orang pada tertib antri dengan berbaris rapi. Sekitar 30 menit kemudian, saya menaiki kapal dan turun di N8 tujuan ke Grand Place.




Diatas kapal, saya melihat air sungainya berwarna coklat mirip dengan sungai di Surabaya, hanya saja tidak ada sampah sehingga kapal bebas melaju dengan kencang.

Turun Dermaga, saya belok kiri kemudian jalan ke Grand Palace. Sebenarnya jika kita tidak terbiasa jalan kaki, ke Grand Palace serasa jauh banget dan panas matahari menyengat bikin cepat lelah. Namun, daripada naik tuk-tuk mending jalanlah lebih murah.

Sampai didepan Grand Palace, antrian loket dan pintu masuk sudah ramai sekali. Tiketnya seharga 500B (mahal banget, katanya baru aja naik dari 400B). Tiket ini juga sudah termasuk Vinmammek mansion.






Masuk Grand Palace semua pengunjung harus berpakaian sopan dan memakai sandal tertutup atau sepatu, intinya jari kaki tidak boleh terlihat. Kalau kita tidak memakai pakaian sopan, tersedia persewaan baju seharga 100B, hanya saja jika menyewa baju antrian pengunjung bisa sampai setengah jam sendiri, untungnya saya sudah browsing di Internet jadi sudah menyiapkan memakai celana panjang dan sepatu sandal.




Grand Palace adalah kompleks kerajaan Bangkok yang dibuka untuk umum. Didalamnya ada beberapa candi dan stupa dengan warna emas. Didalam kompleks ini saya sungguh takjub, bagus banget desainnya dan megah, banyak spot bagus juga untuk berfoto.








Selesai berkeliling di Grand Palace, saya melewatkan Wat Pho, Vinmanmek Mansion, dan Wat Arun karena waktu yang terbatas. Kemudian rute selanjutnya saya ke

KHAOSAN ROAD

Kalau kuat jalan, ada rute untuk jalan kaki dari Grand Palace menuju Khaosan Road, sayangnya saya sudah tidak kuat untuk jalan jadi saya memutuskan untuk naik TAKSI dengan argo 45B.

Naik taksi di Bangkok itu tidak mudah, karna rata-rata sopir taksi tidak paham bahasa Inggris. Udah jelas-jelas saya bilang Khaosan Road masih juga tidak paham, jadi saya tunjuk-tunjuk peta tulisan khaosan road dalam bahasa thai barulah sopir mengerti dengan maksud saya.

Lima belas menit saya sudah sampai Khaosan Road. Di kawasan ini sebenarnya saya tidak ada tujuan cuma pengen tahu aja daerah backpacker di Bangkok.




Daerah ini banyak banget bule berseliweran membawa tas ransel besar. Selain itu banyak penjual suvenir, baju sampai tattoo khas turis semua ada.

Di Khaosan road banyak hotel dan hostel murah karena kawasan backpacker, hanya saja daerah ini alat transportasi agak susah karena tidak terhubung dengan BTS, menurut saya lebih ribet jika ingin keman-mana karena ke pusat kota jauh banget dari kawasan ini.

Khaosan road juga terkenal kulinernya, saya mencoba Pad Thai dan memang rasanya enak banget bikin nagih. Penjualnya juga kebetulan bisa bahasa Inggris jadi gampang komunikasinya tidak perlu tunjuk-tunjuk kayak Tarzan.






Setelah kenyang menikmati padthai, saya kemudian naik Taksi lagi ke Dermaga untuk menuju ke

ASIATIQUE THE WATERFRONT

Turun di dermaga Thier saya menunggu free Shuttle boat ke Asiatique pukul 16.00. Setiap satu jam ada free shuttle, semakin malam semakin ramai. Sebaiknya kalau tidak mau antri panjang, pukul 15.30 harus sudah sampai didermaga.

Asiatique merupakan tempat shopping, sekaligus ada tempat permainan, banyak spot menarik untuk berfoto. Disini, memang perpaduan yang komplit banget untuk tempat nongkrong dan saya merasakan jika suasananya seperti bukan di Bangkok.




Untuk mengisi perut saya mampir di KFC, sebenarnya banyak kafe atau resto disini, hanya saja banyak yang tidak halal. Saya, beli paket nasi dan ayam seharga 75B.

Di Asiatique ada toko NARAYA yang terkenal banget di Bangkok, naraya isinya produk tas, tempat hp, tisu dan banyak lagi yang bahannya dari kain. Produk Naraya juga sudah di eskpor ke beberapa Negara luar, selain itu di Bangkok sendiri cabangnya juga banyak. Rata-rata harga tas cuma 190B, murah banget jadi banyak juga turis yang kalap belanja, habis barangnya memang lucu-lucu.




Dari Asiatique saya kemudian kembali ke hotel.

Kuliner di Soi 38

Malam hari saya sayang sekali membuang waktu hanya sekedar tiduran di hotel jadi saya berkuliner di Soi 38 yang merupakan pusat kuliner dengan beberapa pedagang kaki lima.




Saya mencoba Mango Sticky Rice seharga 60B. Mango Sticky Rice itu buah Mangga 1 buah dikasih ketan dan santan putih kental. Awalnya saya merasa tidak nyambung dengan makanan satu ini, setelah dicobain rasanya enak banget.




Kenyang dengan Mango Sticky Rice saya mencoba Pad Thai lagi, padahal tadi siang sudah makan kuliner ini, mumpung di Bangkok jadi saya puas-puasin.




Pad Thai disini merupakan padthai terenak di Bangkok karena si chefnya memenangkan festival kuliner pad thai se Bangkok. Pad Thai seharga 90B bikin ga pelit si chefnya untuk ngasih ayam dan seafoodnya.