Jika masih ingat pelajaran sewaktu sekolah, Mangrove merupakan hutan bakau. Pohon-pohon bakau ini tumbuh dan ditanam disekitar pantai yang berfungsi untuk menahan erosi agar tidak terjadi abrasi. Dengan adanya tanaman bakau ini bisa menghambat derasnya air laut yang menuju daratan sehingga dapat mencegah bencana alam. Tepuk tangan dulu yah, karena saya masih ingat pelajaran sekolah saya yang sudah ratusan tahun hihihi

Akhir-akhir ini wisata mangrove lagi booming banget loh. Di Indonesia wisata mangrove yang paling terkenal adalah Wisata Alam Pantai Indah Kapuk Jakarta dan Nusa Penida Bali. Kedua mangrove ini gaungnya juga sudah terkenal sampai wisatawan asing.

Nah, karena belum berkesempatan ke Mangrove Jakarta dan Bali, di Surabaya pun yang merupakan kota tinggal saya ternyata ada Wisata Mangrove. Parahnya meski dekat dengan rumah, saya baru mengetahuinya baru-baru ini.

Mumpung si Naira lagi liburan sekolah sekalian saya memperkenalkan Wisata Mangrove, biar dia bisa belajar tentang alam dan nggak hanya tahu tentang mall aja kayak emaknya ini hehehe.

Mencari lokasinya cukup mudah, buka aja google map dengan kata kunci “Mangrove Wonorejo Surabaya” kita akan di pandu menuju hutan wisata ini. Akses jalannya yang dimulai dari kampus Stikom hingga menuju lokasi wisata memang nggak sepenuhnya beraspal, jalannya agak kecil dan melewati kampung penduduk yang sempit. Namun meski menaiki mobil yang nggak khusus off road seperti city car cukup aman kok.

Parkiran mobilnya pun sudah cukup oke, luas dan aman dengan biaya parkir Rp 3.000,-


Masuk kedalam kita disambut sebuah gazebo dan para penjual pentol sambal. Banyak yang leyeh-leyeh di gazebo tersebut sambil menikmati pentol a.k.a bakso khas Surabaya.


Perjalanan menuju Mangrove dimulai dengan jalanan setapak yang terbuat dari kayu yang cukup aman. Sekelilingnya merupakan rawa dan bakau.











Si Naira sempat parno juga sewaktu melewati jalanan kayu ini, karena bagian bawahnya berlubang terlihat airnya. Namun setelah lima langkah dia sudah ceria lagi, malah lari-lari hyaaa…






Disisi jalan kayu ini terdapat papan informasi jenis-jenis burung dan hewan yang hidup di Mangrove ini. Lumayanlah dari informasi ini yang semula saya tidak tahu menjadi tahu burung-burung yang cukup unik yang masih bisa bertahan hidup di Surabaya kota industri.






Setelah melewati jalanan kayu ini, kita akan disambut dengan sentra makanan dan minuman.












Lanjut perjalanan, saya kemudian naik kapal menuju hutan bakau yang terdalam. Tiketnya untuk dewasa cukup bayar Rp. 25.000,-/orang dan Anak-anak diatas 5 tahun Rp. 15.000/anak, untuk naira gratis yah karena masih imut dibawah lima tahun.








Dibrosur wisata mangrove, saya membaca ada beberapa jenis kapal yang bisa dinaiki yaitu kapal Jaya Samudra dengan fasilitas ada tempat tidur dan toilet, kapal lundu yang muat untuk 60 orang. Sedangkan yang saya naiki adalah kapal kecil yang muat untuk 35 orang.


Ini kapal pesiarnya yang ada tempat tidurnya pula


kapal yang saya naiki





Layaknya kapal kecil, pastilah kapalnya goyang kekiri dan kekanan. Nah, siNaira sangat ketakutan banget, sampe nangis. Ceritanya ini bukan nyenengin anak malah jadi nyenengin emaknya hehehe…



Selfie dulu di kapal

Kapal akan menyusuri sungai di hutan bakau sepanjang 5 km dengan kedalaman air sekitar 5 meter. Sepanjang kiri dan kanan adalah pohon-pohon bakau. Jika kita beruntung maka akan menemukan jenis-jenis burung yang jarang kita jumpai. Sewaktu saya naik kapal ini, saya hanya menemukan burung putih dengan paruh panjangnya.






Kapal akan berputar balik ketika sudah terlihat lautan lepas. Kemudian kapal akan berhenti di hutan bakau yang terdalam. Disini kita bisa melihat lebih banyak burung dan monyet. Jika tadi kita melewati jalan kayu, disini kita akan melewati hutan bakau yang rimbun dengan jalan yang terbuat dari besek. Jalanan ini akan menuju gazebo dan pos pantau, untuk melihat ke laut.


Kapalnya berhenti disini menuju hutan bakau


Sayang naira malah nangis histeris ketika dia mau turun kapal, saya melewatkan eksplorasi kawasan ini. Ya, udah nunggu di gede umur lima tahun dulu kayaknya biar berani turun kapal ke hutan bakau.

Jujur, saya suka sekali masih ada sesuatu yang berbau alam di Surabaya ini. Fasilitasnya sudah cukup baik seperti tersedianya, musholla, toilet, dan tempat sampah yang cukup banyak. Jalan setapak kayu juga terawat jadi aman untuk berjalan. Di hutan bakau ada pula pos-pos keamanan untuk memantau para wisatawan.




Dulu kawasan ini dibuka setiap hari, namun banyaknya abg yang pacaran jadi tempat ini hanya dibuka pada weekeend dan hari libur. Jadi kalau mau berwisata ke Mangrove Wonorejo jangan sampai salah hari yah!!!


Ekspresi Naira yang lagi ngambek setelah pulang dari naik kapal


Wisata Mangrove Wonorejo
Jam buka : Sabtu, Minggu dan Hari libur 08.00-16.00




Note : Di map tertulis closed yah kalo hari Senin-Jum'at, kalo Sabtu-Minggu dibuka untuk umum