Pesawat Airasia dengan tujuan Kuala Lumpur – Hongkong yang saya tumpangi mendarat tepat pada pukul 11.00. Bersama penumpang lainnya, saya diarahkan petugas airport ke Imigrasi Arrival hall dengan menaiki bus airport. Perasaan merinding dan adem panas selalu menghantui saya ketika memasuki imigrasi. Ada perasaan takut apabila tidak diijinkan masuk ke sebuah Negara. Saya melihat wajah-wajah tak ramah petugas airport HongKong. Saya syok ketika melihat ada traveler asal China yang tiba-tiba tanpa permisi ditempelkan thermometer oleh petugas airport. Ya, mungkin si traveler itu diduga sakit karena memakai jaket tebal.

Tiba giliran saya, petugas imigrasi memandang dan menginterogasi seperti ini :
“Where do you stay Hongkong?” I live in an apartment which is written in the arrival card.
“Are you working in HongKong with staying in an apartment?" No, I’m booking apartment via airbnb.com (saya sambil menunjukkan print out booking apartment dari airbnb.com yang sudah saya cetak). Tanpa ditanya saya juga menambahkan kata “ I’m traveling with my sister” (sambil nunjuk adek saya yang antriannya dibelakang saya).
“Call your sister”
Sekali lagi dia bertanya “Do you really go on vacation?” Yes, sambil menganguk mengiba…
“Cetok-cetok” ada bunyi stempel tanda bisa masuk Hongkong, lemas bahagia hahaha…

Saya bergegas meninggalkan imigrasi dan menuju antrian bagasi sambil mengambil map Hongkong di bagian Tourism. Selanjutnya saya membeli ticket octopus seharga HKD 150 (HKD 50 adalah deposit yang bisa di refund) di counter train ticket di area airport. Selesai membeli octopus, saya kemudian membeli sim card Hongkong. Membeli simcard ketika traveling ke luar negeri adalah hal terpenting bagi saya. Dengan sim card inilah saya bisa googling rute transportasi, eksis sosmed dan menyimpan no polisi/no kedutaan untuk keperluan darurat. 

Simcard Hongkong bisa dibeli di sevel di area airport, sempat keliling ke store-store lain namun di sevel-lah tersedia simcard yang saya inginkan. Banyak sekali simcard di Hongkong, namun yang paling murah adalah “Discover Hongkong 5 Day Pass” seharga HKD 69 (ada dua versi HKD 69 dan HKD 118). Cara mengaktifkannya, buka “m.hkcsl.com/tourist” lalu ikuti panduannya, maka otomatis kita bebas mengunakan internet selama 5 hari. (Artikel lengkap simcard menyusul).

Counter tempat pembelian octopus

Sim card dan octopus


Untuk transportasi menuju Causewaybay atau Kowlon bisa menggunakan Airport Express Train atau Airport Bus. Biaya Airport Express jika turun di Hongkong station (jika penginapan di causewaybay) HKD 100 dan jika turun di Kowloon station adalah HKD 90, sedangkan naik airport bus adalah HKD 40. Apabila dikalkulasi antara airport bus dan airport express selisihnya sekitar HKD 60 atau Rp. 102.000. Nah, jika bawa rombongan keluarga pasti selisihnya akan berkali-kali lipat antara kedua transportasi ini. Saya memutuskan untuk naik airport bus saja.

Untuk menuju airport express, dari counter ticket train belok kekiri. Nah, jika naik bus dari airport express tadi belok kekanan dan jalan lurus saja sampai bertemu tempat halte bus airport (Petunjuknya jelas, ngga perlu bingung). Nomor bus ke Causewaybay adalah bus A11 atau E11, rute bisa bisa dilihat di www.nwstbus.com.hk. Ketika sampai halte saya langsung naik bus A11, dan mentap octopus tadi disamping sopir bus. Airport bus dilengkapi dengan tempat koper khusus untuk memudahkan penumpang yang membawa koper besar. 

Bus terdiri dari dua tingkat dengan tempat duduk berhadapan. Saya memilih duduk di lantai satu saja, karena belum mengetahui durasi waktu untuk menuju Causewaybay. Pemandangan di luar bus sungguh bagus, terlihat kapal-kapal cargo dan lautan lepas yang bersanding dengan gedung-gedung bertingkat, sayangnya saya duduk dengan bapak paruh baya berwajah angker, jadi sungkan mau foto-foto halah hahaha…

Petunjuk di airport

Airport express

Perjalanan kurang lebih satu jam untuk sampai ke Causewaybay. Untuk naik bus harus mengetahui nama bus stop yang dituju. Tenang saja, ngga perlu takut tersasar karena ada monitor tv yang memberikan informasi pemberhentian bus stop selanjutnya. Nah, jika penginapannya lebih dekat dengan MTR maka naiklah bus airport lalu turun di bus stop yang dekat dengan MTR station. Email saja penginapan untuk mengetahui rutenya. Apartemen saya terletak persis di depan halte bus.


Halte Airport Bus, belok kiri bus menuju kowloon dan belok kanan menuju Causewaybay



Tempat duduk dan Tempat Koper airport bus

Setelah naik tangga sambil membawa koper untuk naik lift apartment, saya disambut tanpa senyuman bapak security apartment. Ya, inilah Hongkong bukan warga negara yang ramah tetapi wisatanya selalu bikin kangen. Saya sengaja menginap di Causeway bay bukan di Kowloon/Tsim Tsa Shui yang merupakan favorit penginapan warga Indonesia. Saya memang ngeri ketika membaca artikel tentang chunking mansion atau mirador mansion yang penginapannya ukuran super kecil.

Di Causewaybay, pilihan saya jatuh ke apartmen yang harganya juga ngga terlalu mahal dibandingkan dengan harga hotel/hostel di kawasan Kowlon/Tsim Tsa Shui. Apartment yang saya tempati saya booking melalui airbnb, dari harga, ukuran dan kenyamanan saya cukup puas meski owner penginapan agak jutek dan semua komunikasi hanya lewat Whatsap.


Apartemen saya di Hongkong, masih ada jarak 1 langkah lagi kebelakang dari penampakan foto


Selesai mandi dan istirahat sebentar di apartemen, saya melanjutkan jalan-jalan kebeberapa itenerary yang sudah saya susun.

The Peak
Rute untuk menuju The Peak saya dapatkan melalui websitenya yaitu : MTR Central exit 2 lalu keluar menuju pintu J2. Keluar dari pintu J2, saya mangap melihat kerumunan orang yang lesehan sambil menggelar tikar dengan membawa nasi dan jajanan. Pikir saya waktu itu, “Duh ada demo” sampai terdengar mbak-mbak yang berbicara dengan temannya “Yoopo, kabare sampean? suwi ora ketemu” jreng-jreng rupaya ini taman Victoria Park yang digunakan oleh pahlawan devisa kita berlibur di hari Minggu. 

Saya berjalan menyusuri Chater Garden membelah jalan dari para mbak-mbak tadi hingga traffic light. Selesai menyeberang lampu merah, perjalanan selanjutnya adalah menanjak yang sangat melelahkan dan jauhhhhhhh, hingga sampai The Peak untuk naik tram yang tersohor itu.


Para mbak-mbak lagi camping hehehe


Sekilas tentang The Peak adalah sebuah puncak tertinggi di Hongkong yang dulunya kawasan elit para ekspatriat dizaman kolonial. Menuju puncak The Peak kita dapat melihat indahnya gedung pencakar langit Hongkong. Pesona The Peak makin bersejarah dengan hadirnya tram yang sudah dioperasikan sejak tahun 1888. Tram dulunya dijadikan transportasi para ekspatriat kaya. Hingga kini tram masih berfungsi untuk mengantarkan turis menuju The Peak.

Antri naik tram


Antri tiket madame tussaud dan sebelah kiri halte bus


Yes, ini hari Minggu. Antriannya panjang banget dan lautan manusia berjubel didepan tram. Saya sangat menyarankan untuk booking online, karena hari biasapun naik tram menuju the peak selalu antri. Dengan sangat menyesal karena belum booking online, saya kemudian mencancel acara menuju The Peak Galleria. Saya ngga sanggup melihat antriannya yang super panjang. 

Sambil menghibur hati toh saya sudah pernah ke Madame Tussaud Bangkok. So, acara naik tram, naik sky terrace n madame tussaud saya hapus dengan foto-foto didepan tulisan The Peak. Masih ada hari esok untuk mengunjungi The Peak karena jadwal trip Hongkong hingga 6 hari kedepan. Pulangnya, saya naik bus yang haltenya pas didepan pembelian tiket madame tussaud. Saya naik bus 15 C yang kemudian turun didepan MTR Central, lumayan hemat tenaga dan waktu daripada jalan.


Eh..eh katanya foto saya ini mirip dengan Claudia Kaunang hahaha just kidding

Penampakan bus 15C

Cara ke The Peak, dengan beberapa alternatif yaitu :
  1. MTR Admiralty exit C, cari bus stop yang didekat taman lalu naik bus 15C turun di Lower Peak terminus (halte persis didepan the peak).
  2. Atau bisa juga naik bus 15C dari star ferry pier 7, halte bus ada di belok kanan setelah keluar dari pier 7.
  3. Jika tidak tertarik untuk naik tram dari The Peak, maka bisa naik bus 15 dari Hongkong Station exit D (jangan lupa lihat tulisan The Peak didepan bus) lalu turun di Peak Galleria Mall.

Tai Cheong Bakery
Jika lagi traveling, saya ini lebih heboh browsing wisata kuliner daripada tempat wisatanya wakakaka… Salah satu camilan yang membuat saya penasaran adalah Thai Cheong Bakery. Di kedai Tai Cheong bakery menjual egg tart yang berbeda dari Egg tart Macau yang tersohor itu. Saya memang ingin membedakan antara kelezatan egg tart macau dengan egg tart hongkong. Hmm saya memang penggila egg tart atau jajanan pia susu dari Bali. 

Untuk menuju Tai Cheong Bakery saya hampir putus asa karena petunjuknya kurang jelas, kaki saya lelah lalu istirahat menselonjorkan kaki untuk browsing mencari rute yang tepat. Akhirnya dengan petunjuk yang baru saya dapatkan, kaki ini sampai juga menuju Tai Cheong Bakery yang jauhh sekali dari MTR Central (20 menitan). 

Saya sumringah melihat bangunan berwarna hijau dengan egg tart yang berjejer rapi. Saya melihat banyak sekali jenis kue yang tersedia, namun best seller adalah egg tart. Disini, Para traveler juga lebay seperti saya dengan sibuk foto narsis didepan kedai bakery yang sudah buka dari tahun 1954 ini.

Susah banget motonya karena selalu rame


Egg tart yang masih fresh dan panas


Ukurannya jumbo


Saya membeli dua egg tart seharga HKD8 untuk saya dan satu untuk adek. Egg tart ini berukuran jumbo, fresh dan masih panas. Ketika digigit cream bagian tengahnya amat terasa susu dan adonan telurnya yang serasa lumer dimulut. Rasanya enaaaaak sekali, bahkan adek saya rela membagi egg tartnya lagi karena saya ketagihan hahaha. Sengaja saya pesan cuma dua karena setelah ini saya akan malam.

35 Lyndhurst Terrace,Central
Open : Mon – Sat: 7:30 - 21:00
Sun, Public Holidays: 08:30 - 21:00

Cara ke Tai Cheong Bakery:
Dari MRT Central D2 belok kiri di gang kecil lalu berjalan hingga jalan raya besar. Cari store “Coach”, setelah terlihat “Coach” menyeberanglah dan susuri jalan di samping store “Coach”. Setelah Coach, lewati gang pertama “Stanley street” lalu setelah itu ada gang kedua bernama “Wellington Street” maka belok kanan. Dari jalan tersebut, jalan lurus saja sampai terlihat bar bernama “Lyndhust Terrace” yang berwarna pink hitam, setelah terlihat bar tersebut maka jalan lurus saja sampai terlihat iklan “Nikon” diatas jalan. Nah, Tai Cheong Bakery ini berada dibawah iklan Nikon tadi, dikanan jalan.

Kalau ke The Peak Galleria ngga perlu susah-susah cari Tai Cheong Bakery di Central karena Thai Cheong Bakery tersedia di lantai L2.

Ladies Market
Pasti semua traveler nyelipin itinerary Ladies Market yang katanya “Must Visit Hongkong”. Bayangan saya, penampilan Ladies Market ini mirip dengan Bugis Street atau Chinatown di Singapore. Nyatanya, ladies market adalah sekumpulan penjual kaki lima dengan tenda seadaanya. 

Pemerintah Hongkong mengemas apik Ladies market sehingga semua turis penasaran menyambangi kawasan ini. Ladies Market merupakan pusatnya oleh-oleh mulai dari gantungan kunci, tempelan kulkas, baju, souvenir, koper, tas dan pernik-pernik wanita. Nah, yang kurang saya sukai adalah sistemnya yang tawar menawar dan penjualnya galak-galak.

Ngeksis dulu ahhhh :D


Kaos Hongkong HKD100 dapat 5


Suasana di Ladies Market

Memakai rumus yang saya baca, menawar di Ladies Market adalah 1/3 harga dari harga yang ditawarkan penjual, misalnya harga dibuka HKD100 kita nawarnya jadi HKD35. Sayapun pede menawar dari HKD 100 menjadi HKD 30 malah dimaki-maki “Are you crazy?” atau “Do you answer” untung telinga saya ini tebal jadi cuek aja… 

Namun para penjual ladies market, kalo mau tutup mereka akan makin lunak dan ngga jual mahal kalo ditawar. Rencana hari ini memang saya survey harga saja karena hari berikutnya saya ada rencana balik lagi kesini…

Cara ke Ladies Market :
Mongkok MTR exit E2, dari pintu keluar berjalan lurus melewati innisfree (toko kosmetik). Tak jauh dari innisfree tadi, Ladies Market ada dikiri dan kanan jalan. 

Sebenarnya, banyak exit MTR untuk menuju Ladies Market, namun exit MTR diatas adalah paling mudah dan tak perlu jalan kaki terlalu jauh.

1453 Ottoman Mediterranian Cuisine
Kalo diingat-ingat, terakhir makan sewaktu sarapan Mc D tadi di Kuala Lumpur. Setelahnya saya hanya mengganjal dengan egg tart. Saya membaca referensi restoran enak di dekat Ladies Market yaitu “Our” dengan label halal. 

Setelah berkeliling Ladies Market, saya tidak menemukan restoran yang saya cari. Putus asa mencari restoran tersebut, saya melihat ada restoran Ottoman Mediterranian Cuisine dengan logo halal. Masuk restoran ini saya melihat pengunjungnya tak hanya muslim saja, namun ada wajah china, bule maupun Korea yang rata-rata memesan Kebab. Karena saya belum makan hampir seharian, saya memilih menu nasi. Harga menu di restoran ini jika dikurskan ke Rupiah jatuhnya mahal, rata-rata harganya HKD85 – HKD 125.




Kedua menu ini enaaaaak bangaet


Pilihan menu saya adalah “Chicken Sach Kebab With Rice” dan “Chicken Dinner Kebab Rice” yang dibanderol HKD85. Kedua menu ini tampil dengan ukuran yang lumayan banyak, meski mahal saya puas sekali dengan rasanya yang enak banget. Cita rasa dari restoran Ottoman adalah menu Turki, masakan yang saya pesan beraroma kebab dengan taburan merica yang khas.

19 Tung Choi Street, Mong Kok, Kowloon
Open: Every day, 10.00-21.00

Cara ke Ottoman :
Masuk Ladies Market sisi sebelah kanan (Ladies Market ada sisi kanan dan sisi kiri), jalan lurus saja ditengah Ladies Market hingga jalan raya. Setelah jalan raya masih ada Ladies Market lagi, menyeberanglah lalu jalan disisi paling kanan Ladies Market melewati toko-toko koper (jangan lewat Ladies Market yang bagian tengah lagi ya…). Jalan lurus sampai bertemu dengan Restoran Ottoman yang berwarna coklat.

Kesan pertama tentang warga Hongkong adalah mahalnya sebuah senyuman, tidak ramah dan galak. Sayapun pulang ke apartemen dan menutup itinerary Hongkong Day 1 : The Peak, Tai Cheong Bakery, Ladies Market and Ottoman Mediterranian Cuisine.