Bulan September ini saya jalan-jalan ke Blitar, Jawa Timur. Bukan karena isu politik di bulan September saya memutuskan ke Blitar. Kota tempat dimakamkannya Bung Karno Presiden Pertama Republik Indonesia ini memang menarik perhatian saya. Sejak kecil hingga saya mempunyai satu orang anak, saya belum pernah ke Blitar. Lagian cuma 5 jam saja dari Surabaya jadi bisa dijangkau dengan mobil pribadi.

Wisata Blitar
Keboen Kopi Karanganyar
Lokasi Keboen Kopi Karanganyar tidak jauh dari perkebunan Candi Sewu Blitar. Terletak di kaki Gunung Kelud, perkebunan kopi ini dibuka pada abad ke-19 Belanda. Setelah itu pada tahun 1960 dikelola oleh Denny Roshadi yang merupakan ayah dari Bupati Kediri yaitu Herry Noegroho yang menjabat dari tahun 2006 hingga 2016. 
 
Untitled
Keboen Kopi Karanganyar
UntitledUntitled


Di Keboen Kopi Karanganyar saya membeli tiket sebesar Rp. 10.000,- Memasuki kawasan Keboen Kopi Karanganyar saya seperti masuk ke mesin waktu di era zaman kolonial Belanda. Bangunannya terlihat masih kuno dan terawat. Ada beberapa spot wisata seperti museum poerna bhakti, museum pusaka, kafe, pabrik kopi, perkebunan kopi, roemah lodji dan aneka permainan seperti air soft gun, fun cross dan fun atv.
 
UntitledUntitledUntitled

Roemah Lodji yang berada di kawasan Keboen Kopi Karanganyar menarik perhatian saya. Untuk memasukinya diwajibkan untuk mengikuti tur gratis yang didampingi oleh guide yang disediakan. Roemah Lodji merupakan rumah keluarga Herry Noegroho, sesekali beliau juga masih menginap di rumah ini. Layaknya rumah di dalamnya juga ada beberapa kamar, ruang tengah dan juga ruang tamu.

Untitled
Rumah Lodji
Untitled
Sebelah kiri merupakan kamar Bung Karno

Namun ada satu kamar yang membuat banyak orang ingin tahu, yaitu kamar yang pernah dijadikan bermalam Bung Karno. Di dalam kamar ini saya tidak diperbolehkan untuk mengambil foto karena bersifat pribadi. Saya terkagum akan isi kamarnya yang benar-benar masih terjaga dengan perabotan lama. Bahkan semua barangnya adalah pembelian lelang yang diperoleh pemilik dari Hotel Indonesia atau yang sekarang disebut Hotel Kempenski Indonesia.

Melihat sejarahnya hotel Indonesia merupakan hotel bintang lima pertama di Indonesia atas gagasan dari Presiden Soekarno. Di hotel tersebut ada kamar favoritnya Presiden Soekarno dengan perabotannya yang kemudian dilelang. Saya melihat ada telepon, radio, meja, kursi dan beberapa perabotan lainnya. Ketika saya tanyakan berapa total harga barang lelang, guide enggan menjawab karena rahasia perusahaan.

Makam Bung Karno
Saya disambut para penjual bunga yang memaksa untuk membeli ketika berada di parkiran mobil area makam Bung Karno. Merasa kurang nyaman dipaksa membeli bunga, saya tetap berjalan sambil menolak halus para penjual bunga. Pun tak hanya saya yang dipaksa, pengunjung yang merupakan rombongan anak SD dan ibu-ibu pengajian tak luput dari incaran penjual bunga. 

Di pelataran makam Bung Karno
 
Untitled

Di pintu masuk terdapat patung Bung Karno yang tampak kokoh dengan gaya duduk di kursi. Di sebelahnya merupakan museum yang berisi barang-barang Bung Karno, koleksi uang lama, replika rumah tahanan Bung Karno dan juga foto-foto lawas kejayaan Bung Karno kala itu.

Untitled
Kumpulan foto Bung Karno yang dipajang rapi
Untitled

Paling asyik adalah melihat foto-foto lama yang jumlahnya puluhan yang dipajang dalam pigora dengan rapi. Ada foto Bung Karno bersama para tokoh dunia, dan kehidupan beliau dengan Ibu Fatmawati serta putera-puterinya. Sungguh saya merasa berada di era waktu itu dengan foto hitam putih.

Untitled
Salah satu foto Bung Karno yang dipajang

Keluar dari museum saya melanjutkan perjalanan dengan menyusuri anak tangga menuju makam Bung Karno. Makam Bung Karno masih dipenuhi pengunjung dari berbagai daerah, tak hanya dari kota Blitar juga banyak dari luar Pulau yang sengaja mampir ke Blitar sebelum bertolak untuk berwisata ke Yogyakarta.

Untitled
Menuju anak tangga makam Bung Karno
Untitled
Untitled
Makam Bung Karno

Ya, tak dipungkiri kharisma Bung Karno seperti tak lekang oleh waktu sebagai Presiden pertama Republik Indonesia. Bung Karno dimakamkan di Blitar bersebelahan dengan makam ibundanya.

Hotel Tugu Blitar
Hotel Tugu merupakan jaringan hotel berarsitek kuno peninggalan Belanda yang tersebar di seluruh Indonesia. Di Blitar pun terdapat hotel Tugu yang dibangun sejak tahun 1850. Dominasi bangunan putih menyambut saya ketika memasukinya. Saya merasakan seperti berada di film-film lama yang saya tonton dengan bangunan pilar besar dan restoran yang kental dengan warna merah khas zaman kolonial.

Untitled
Hotel Tugu Blitar
Untitled
Untitled
Di dalam hotel Tugu Blitar

Untitled
Teras belakang hotel Tugu
Untitled

Untuk memasuki di area utama hotel, saya harus dipandu oleh petugas hotel. Ada 4 kamar yang berada dibangun utama, 3 kamar seharga Rp. 1.500.000,-/malam dan kamar utama Bung Karno senilai Rp. 3.500.000,- Dengan harga fantantis tersebut tentu yang pernah menginap biasanya kalangan pejabat, artis dan juga keluarga Bung Karno. Konon salah satu artis yang pernah menginap di kamar Bung Karno adalah penyanyi Ahmad Dhani.

Untitled
Ruang tamu di kamar Bung Karno
Untitled

Di dalam kamar Bung Karno saya menggenggam erat tangan suami saya. Maklum saya agak takut dengan kamar kuno beserta perabotannya yang juga antik. Di kamar tersebut terdapat ruang utama yang terdiri dari sofa dan juga tempat kerja. Ada juga foto dan lukisan Bung Karno. Ada juga lemari yang berisi koleksi barang Bung Karno seperti buku, mesin ketik, dan juga tulisan asli Bung Karno.

Untitled
Lukisan di kamar Bung Karno
Untitled
Meja kerja di kamar Bung Karno
UntitledUntitledUntitledUntitled

Di dalam kamar terdapat tempat tidur utama yang sangat besar dan tinggi yang lengkap dengan kamar mandi bathup. Lantai kamar juga masih asli dengan marmer khas zaman kolonial Belanda. Suasana kamar bebas saya foto karena kamar ini memang diperuntukkan untuk umum. Saya menyusuri hampir setiap detail perabot hotel, saya terkagum-kagum dengan detail bangunan yang masih terjaga. 

Untitled
Tempat tidur Bung Karno yang masih asli
Untitled
Kamar mandi sepertinya sudah di renovasi dari bentuk aslinya

....

Kalo kalian ke Blitar, sudah pernah kemana saja nih?