Dilihat dari judul postingan saya kali ini pasti orang pengen tahu cara mudah mengurus paspor dengan cepat, ketika jawabannya menggunakan calo pasti orang pengen nimpuk saya karena melegalkan calo padahal postingan saya tentang paspor selalu mandiri ngurus semua sendiri. Pengalaman membuat paspor pake calo ini saya dapatkan sewaktu mengantarkan teman.

Kenapa teman saya pakai calo? Karena teman saya tinggal di Jombang jarak untuk menuju imigrasi Surabaya dibutuhkan waktu perjalanan selama dua jam belum lagi kalau macet bisa sampai tiga jam dan jika mengurus paspor sendiri tanpa calo dibutuhkan tiga kali ke Surabaya dimana harus izin kantor tiga hari. Hyaaaahhh itu juga kalau di acc sama bos.

Kenapa harus tiga kali datang ke imigrasi? Karena hari pertama menyerahkan syarat berkas asli, hari ke-2 wawancara dan foto, dan empat hari kemudian pengambilan paspor. Biaya tentu lebih murah Rp. 255.000,- tapi jangan lupa jika harus 3 kali ke Surabaya maka ada biaya bensin, makan siang dan parkir yang mahal 5 ribu.

Atas pertimbangan itu menggunakan jasa calo, bahasa halusnya sih travel agent tapi tetap aja calo. Biayanya Rp. 500.000,- tinggal menyerahkan syaratnya yaitu KTP, KK, Ijazah, Akta kelahiran, Surat Nikah, Surat Keterangan Kerja yang semuanya asli, untuk foto copy semua diurus sama calo. Kemudian tinggal menentukan hari "H" sesuai keinginan.

Tiba hari "H" teman saya sudah membuat janji dengan pihak calo. Begitu sampai di imigrasi hanya foto dan wawancara tanpa antri karena jalur expres dan seminggu kemudian paspor jadi dikirim ke rumah lewat pos oleh calo.

Dalam hati sih sedih ngeliat birokrasi kita, coba saja kalau paspor bisa diurus dalam satu hari pasti tidak ada yang namanya calo. Jadi pilihannya mau uang yang terbuang atau ngurus sendiri maka waktu yang terbuang?

NB:
Sedikit cerita miris ketika saya dan teman-teman saya sewaktu foto paspor, mereka bersamaan dengan para rombongan TKI yang ngurusin paspor untuk kerja di Arab. Pandangan yang mencekam dan menyedihkan mereka dibentak-bentak pihak imigrasi karena tidak mengerti bahasa indonesia, hanya bahasa madura yang mereka pahami karena berasal dari Sampang. Ada juga seorang ibu dipanggil si O'on karena bingung ketika di wawancara menggunakan bahasa Indonesia, dan si Ibu itu kerja di Arab untuk menggembala unta. Wow, itu pahlawan devisa kita....