Suatu hari disaat langit sedang kelabu, terdengarlah lantunan musik…

…….
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja


Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu ...

Wah, saya kangen dengan Katon Bagaskara suasana Yogyakarta. Ya, saya lagi kangen dengan kulinernya yang khas ala Angkringan. Kuliner Angkringan Yogyakarta dibalut dengan suasana kesederhanaan, penjualnya menjajakan makanan menggunakan gerobak kayu, tempat duduk kayu sederhana maupun lesehan beralaskan tikar memang bikin kangen wisatawan. Menunya yang khas yaitu nasi kucing dengan nasi sekepal lauk seadanya, ditemani gorengan dan minuman hangat menambah keriduan akan kota Yogyakarta.

Untunglah, saat ini tak perlu jauh-jauh ke Yogyakarta karena ada beberapa alternatif wisata kuliner angkringan di Surabaya yang kian menjamur. Konsep yang dihadirkan berkiblat dari angkringan Yogyakarta dengan interior gerobak kayu, musik jawa karawitan, dan kuliner angkringan yang khas. Mengobati kangen Yogyakarta, tak ada salahnya kuliner angkringan dulu di Surabaya.


Inilah “3 Angkringan Ala Yogyakarta di Surabaya” :


Angkringan Mbah Cokro




Awal perkenalan dengan angkringan langganan saya ini, berawal ketika saya membaca sebuah artikel Koran yang mengupas Angkringan Mbah Cokro dengan konsep uniknya. Konsep yang ditawarkan mengusung kemerdekaan dengan slogannya “Indonesia masih ada”. Interiornya sederhana namun unik seperti gardu keamanan, panggoeng rakjat, kentongan, televisi jadul bahkan sepeda kuno. Suasana yang ditawarkan di angkringan mbah cokro ini sangat sederhana namun nyaman dengan kursi kayunya, bersih dan cukup luas. Sambil menikmati lagu jawa karawitan, siapapun pasti akan kerasan nongkrong di Mbah Cokro sambil diiringi angin semilir.







Kulinernya tersedia nasi kucing saja, namun lauknya ada banyak seperti sate puyuh, sate cecek, sate tahu, martabak dan beberapa gorengan. Minumannya tersedia kopi, teh, jahe, tape dan sebagainya. Saya menikmati nasi kucing yang dibungkus bersama ayam suwir dicampur dengan serundeng seharga Rp 5.000,- saja, camilannya saya mencicipi sate puyuh, sate usus dan martabak yang harganya antara Rp. 1.500,- s.d Rp. 2.500,-. sambil menyeruput es coklat saya benar-benar terbawa ke suasana Yogyakarta.





Angkringan Mbah Cokro
Jl Raya Prapen 22, Surabaya
(after Sidosermo Residence gate)
Jam buka : 09.00 – 04.00 (dini hari)



Angkringan Kapok Lombok


Ditengah kawasan kuliner eksklusif Gwalk, hadir sebuah angkringan yang cukup menarik perhatian, yaitu Angkringan Kapok Lombok (KL). Bisa dibilang angkringan kl ini adalah angkringan yang “naik kelas” karena interiornya cukup mewah. Namun, meski mewah tentu saja kesan angkringan terlihat ketika memasuki angkringan ini, yaitu pramusaji yang berseragam kebaya, gerobak kayu dan menu angkringan. Saya suka sekali dengan interiornya yang tertata bagus dengan tetap mengesankan jawa seperti lampu-lampu hias yang terlihat klasik. Berada di Angkringan KL ini jangan lupa berselfie karena semua spotnya sangat cocok buat narsis sambil berkuliner.








Para "mbak-mbak pramusaji" dengan sigap menjelaskan menu-menu makanan sambil duduk dibelakang gerobak kayu. Menu camilannya ada banyak seperti aneka sate, botok telur asin, martabak, ote-ote, bakwan jagung, tahu berontak dan beberapa menu lainnya. Berbeda dengan angkringan lainnya yang biasanya memanaskan gorengan menggunakan arang panas dan kipas, sedangkan di angkringan kl gorengan tersebut dipanaskan dengan menggunakan mesin pemanas modern. Menu makanan berat tersedia cukup banyak seperti Nasi uduk Kucing, Timlo Solo, Nasi Soto, Tahu Telor, Tahu Tek dan sebagainya. Untuk harga, tenang saja tak perlu khawatir kantong akan jebol karena harganya cukup murah, gorengan antara Rp 1.500,- Rp 2.500,- sedangkan makanan berat dibawah Rp. 12.000,-






Kali ini saya memesan nasi kucing, timlo solo, beberapa gorengan dan es nyonya.
Nasi kucing (Rp. 6.500,-)


Paket nasi kucing saya terdiri dari suwir daging ayam, mie goren, telur dadar dan kering teri kacang.
Timlo Solo (Rp. 11.000,-)

Timlo Solo merupakan makanan khas Solo yang mirip dengan soto dan sop. Terdiri dari mie soun, gorengan, suwir ayam, telur dan disiram kuah kaldu ayam. Rasanya cukup segar dan enak.


Es Nyonya (Rp. 12.000,-)

Untuk menghilangkan dahaga saya milih es nyonya yang mirip dengan es campur. Seporsi es ini terdiri dari cao, tape, dawet, selasih, kelengkeng, kelapa muda yang disiram dengan es serut, syrup dan creamer susu.


Angkringan Kapok Lombok Gwalk Food Junction A1, Surabaya
Jam buka : 10.00 – 23.00



Angkringan Mak Joss


Suasana angkringan mak joss sangat kental dengan suasana Yogyakarta, seperti di Mirota. Terlihat ada "patung gareng" yang menyambut pengunjung dipintu masuk. Terdengar iringan tembang jawa yang menyejukkan hati. Menambah kesan Yogyakarta, terlihat hiasan dinding wayang, teko jawa, blangkon bahkan toko mungil yang menjual akik hehehe. Tempat duduk terdiri area lesehan di kiri kanan dan kursi meja kayu menambahkan kekhasan warung akringan.







Menu yang ditawarkan pun cukup beragam seperti tengkleng, nasi kucing, ceker pedas, nasi goreng, maupun bakmi. Minumannya terdiri dari teh poci, kopi, dan bandrek. Tak ketinggalan menu andalan angkringan dengan gorengan dan sate khasnya. Agar terasa seperti nongkrong di Angkringan Yogyakarta saya sengaja hanya memesan nasi kucing, sate kerang dan bandrek. Dibandingkan dengan angkringan lainnya, ukuran nasi didalam nasi kucing ini lebih minimalis dan hanya ditemani kering tempe yang dibandeol Rp 4.000,- Minuman bandrek yang saya pesan terdiri dari campuran rempah yang sangat kuat, menyeruputnya membuat hangat ditubuh.


Angkringan Mak Joss Jl. Bendul Merisi no 38, Surabaya
Jam buka : 10.00 – 00.00



Sebenarnya masih banyak loh angkringan di Surabaya, namun tiga angkringan diatas favorit saya karena :
  1. Bersih, enak dan murah.
  2. Ada sekat udara untuk para smoker. Tidak mengganggu perokok pasif seperti saya ini.
  3. Safe for children, hihihi ini sih istilah saya, karena suka nongkrong bareng keluarga dan anak. Selain aman dari smoker, yang saya sukai di angkringan-angkringan ini musiknya tidak metal dan tidak bising.
  4. Pelayanannya ramah, ngga pake bahasa alay dan cekatan.
  5. Parkir untuk mobil luas dan aman.