Dari dulu saya selalu suka mengagumi gedung-gedung tua peninggalan kolonial di Indonesia. Seperti di Surabaya ada wisata jalur rempah yang terletak dikawasan Jembatan Merah. Sayangnya di Surabaya wisata bangunan lama kurang tertata apik seperti di Semarang. Nah kalau dikawasan kota lama di Semarang menjadi incaran wisatawan lokal karena wisatanya memang dikemas untuk jalan kaki, tempat foto dan kulineran. Ya mirip-mirip dengan kota Melaka yang tertata untuk mendongkrak pariwisatanya.


20200912_230254_093-01_copy_2048x1149

Menurut wikipedia, kota lama Semarang sudah ada sejak abad 19-20 atau sekitar tahun 1700-an. Bangunannya bergaya Eropa yang katanya mirip seperti di Belanda. Konon katanya saat ini ada sekitar 50 bangunan. Memang nggak semuanya dirawat atau sudah dipugar tapi tidak mengurangi kesan tempo doloe.


                                              

Rute Wisata Jalan Kaki di Kota Lama Semarang

Sebenarnya untuk menyusuri kawasan kota Lama Semarang, kalian harus membuat checklist beberapa gedung yang wajib dikunjungi atau dijadikan objek foto. Waktu saya ke sana, karena lupa nggak membuat checklist akhirnya ada satu gedung yang lupa saya kunjungi.

Gereja Blenduk

Jika menyusuri kota Lama Semarang, kalian pasti akan menemukan gereja blenduk. Bentuk bangunan gereja yang sejak tahun 1753 ini dengan kubah bundar berwarna merah hati dan bangunannya dicat putih. Waktu itu saya hanya berfoto di depannya dan tidak masuk ke dalam karena semenjak Covid-19 gedung gereja blenduk tertutup oleh umum. Jika dibuka biasanya ada biaya retribusi Rp. 10.000 untuk masuk ke gereja.


BeautyPlus_20200912225837810_save_copy_2048x3050

Gedung Marba

Gedung Marba tampak mencolok dengan warna bangunan putih dan merah hati. Lokasinya berada tak jauh dari Gereja Blenduk. Gedung ini dulunya merupakan supermarket yang pernah dikelola oleh saudagar dari Negara Yaman dan pernah juga menjadi kantor pelayaran.

Jika sore hari di depan Gedung Yaman banyak penjaja makanan dan hantu pocong yang mengadu nasib untuk diajak berfoto dengan biaya Rp. 10.000.


BeautyPlus_20200912224856776_save_copy_2048x3103

Gedung Spiegel

Waktu dikota lama Semarang saya nggak sempat mampir masuk ke Gedung Spiegel. Saya hanya berfoto di depan Gedung Spiegel. Dulunya Gedung Spiegel merupakan toko perkakas yang dibangun sejak tahun 1895. Lalu kini menjadi restoran yang baru direnovasi tahun 2015.

20200912_230218_586-01_copy_2048x1150
BeautyPlus_20200912224359031_save_copy_2048x2558

Selanjutnya saya menyusuri sudut-sudut kota tua dan menemukan beberapa gedung yang saya lihat di google maps :
  1. Gedung Oudetrap
  2. Rumah Akar
  3. Semarang Kreatif Galeri
  4. Kantor Pos Kota Lama
  5. Monod Diephuis


20200912_230104_076_copy_2048x2559


Kuliner Kota Lama Semarang 

Nasi Goreng Babat Mberok Pak Karmin 


Sejak tahun 1971, Nasi Goreng Pak Karmin di Kota Lama  tak lekang oleh waktu. Menu yang sangat spesial di Warung Sederhana ini adalah nasi goreng yang disandingkan dengan babat gongso (babat, iso dan paru). Pelengkapnya yaitu "pete" dan tak ketinggalan yaitu telor dadarnya. Seporsi nasi goreng yaitu Rp. 20.000, Nasi babat gongso Rp. 25.000 dan pete Rp. 10.000. 

nasgor pak karmin
nasgor babat
Sumber foto: @patriacisari
nasi goreng pak karmin 1

Jl Pemuda, Kota Semarang 
Jam Buka 
08.00 - 22.30 

Sate dan Gulai Kambing 29 

Kuliner legendaris Sate dan Gulai Kambing 29 sejak tahun 1970 ini mudah sekali ditemukan, lokasinya persis di depan Gereja Bledug. Harga seporsi sate campur (10 tusuk), sate buntel (10 tusuk) Rp. 85.000 dan gulai Rp. 50.000. Jangan lupa karena berada di Jawa Tengah, bumbu satenya nggak pake kacang tapi kecap manis ya.

Keistimewaan dari Sate dan Gulai Kambing 29 terletak pada daging kambingnya yang empuk dan baunya nggak prengus. Saya rasa harga yang ditawarkan memang mahal, tapi sekali-kali kulineran legendaris ga akan bikin bangkrut, apalagi suasana restorannya yang jadul bikin semakin nostalgia.

sate kambing 29
sumber foto: @iwanbedjo

Jalan Letnan Jenderal Suprapto No. 29
Semarang 

Jam Buka :
08.30 - 21.00


Nasi Koyor Kota Lama

Koyor adalah isitilah yang asing bagi saya karena saya belum pernah makan koyor. Ternyata koyor merupakan urat sapi, dengan oseng-oseng kacang panjang dan sambal. Ciri khasnya ada pada koyor yang empuk dan rasanya yang pedas.

nasi koyor 1
nasi koyor kota lama
Sumber foto : @sutisnohany


Jalan Letjen Suprapto – persis di samping Gedung Marba, Kota Lama, Semarang

Jam Buka: 
08.00 – 18.00 WIB

Ayam Goreng Sayangan

Waktu di Kota Lama Semarang, saya tiba-tiba pengen banget makan ayam goreng. Agak nyeleneh sih pilihan saya karena saya kok nggak pengen yang legendaris seperti nasi goreng babat, gulai kambing atau nasi koyor...maklumlah saya lagi defisit kalori. 

Kalau dari gedung Marba, saya harus berjalan kaki sekitar 450 meter menuju ke Ayam Goreng Sayangan karena memang lokasinya sedikit keluar dari kawasan Kota Lama Semarang. Ada 2 pilihan ayam di sini, yaitu ayam ungkep sama ayam bumbu mentah (belum direbus) yang sama-sama menggunakan ayam kampung. Harga satu potong ayam yaitu Rp. 20.000 dengan sambal dan belum termasuk nasi dan es teh.

Sambalnya ada 2 pilihan yaitu sambal mentah atau sambal bawang, kalau beruntung pasti dapat petai. Ayamnya memang empuk dan gurih karena bumbunya meresap dengan sempurna. Namun karena di Surabaya banyak ayam enak-enak jadi yang di sini masih ada yang lebih enak di Surabaya, tapi bukan berarti ini nggak enak ya ... (jadi bingung jelasinnya).


Purwodinatan

Jam Buka :
  • 17.00–23.30


GULAI KAMBING BUSTAMAN PAK SABAR


Sepertinya dikawasan kota Lama Semarang banyak sekali kuliner yang full kalori. Gulai Kambing Busataman Pak Sabar lokasinya dibelakang Gereja Blenduk. Keistimewaan dari Gulai Kambing adalah dagingnya lembut, kuah gurih, citarasa pedesnya bikin gobyos dan yang aneh ada tempe goreng kriukk yang nyambung banget kalau dimakan dengan dagingnya. Seporsi Nasi Gulai Kambing Rp. 28.000


gulai kambing bustaman
gulai kambing
Sumber Foto : @kisahkulinerku

Jam Buka :
09.00 - 17.00

Spiegel Bar & Bistro


Gedung Spiegel Bar dan Bistro cukup mencolok dengan warna putih dan bangunan khas Tempo Doloe. Masuk Spiegel kalian ga perlu takut bokek karena ada menu gelato yang menurut saya nggak terlalu pricey sekitar Rp. 30.000 untuk satu scoop yang cukup untuk nongkrong sampai 2 jam, apalagi kalau nongkrong pas didekat jendela pasti rasanya jadi noni-noni Belanda.




Jl. Letjen Suprapto No.59, Semarang

Jam Buka :
12.00 - 22.00

Gelato Matteo

Kemarin sewaktu di Kota Lama Semarang, saya galau memilih 2 gelato yang terkenal antara yang di Spiegel atau di Gelato Matteo. Akhirnya saya memutuskan ke Gelato Matteo karena pemiliknya yaitu Matteo Guerinoni yang sering banget muncul jadi komentator Moto GP.

Interior ruangannya bercorak biru putih. Ada 3 pilihan untuk ukuran dan wadahnya yaitu untuk regular Cup 26k, cone 31k dan waffle 33k. Saya memilih yang wadah cup dan waffle. Untuk rasa saya lupa namanya satu-satu, yang pasti ada sekitar 17 rasa. Gelato Matteo ini ngangenin karena rasa manisnya pas dan nggak bikin cepat haus. Kalau saya baca-baca nih lonjakan manis dalam makanan manis bisa menimbulkan rasa haus, nah di Gelato Matteo asiknya nggak terlalu bikin haus.

Jl. MT. Haryono No. 914, Wonodri, Semarang
Jam Buka :
11.00 - 21.00

Soto Seger Kartosuro

Kalau budget kalian memang terbatas untuk kulineran, alternatifnya mampir ke Soto Seger Kartosuro. Ciri khas dari Soto ayam di Jawa Tengah yaitu mangkoknya kecil dengan kuahnya yang bening. 

Untuk harga seporsi soto ayam dibanderol Rp. 10.000, namun biasanya hanya ada 5 suwiran ayam dengan tauge. Kalian bisa nambah lauk seperti mendoan, tempe atau bakwan Rp. 1.500, sate puyuh dan sate ayam Rp. 5.000. 




Tempat Ngopi di Kawasan Kota Lama Semarang

  1. Javara Culture Semarang
  2. Filosofi Kota Lama Semarang
  3. Tekodeko kofehuis



Jujur saja saya nyesel setelah sekian tahun hidup baru ke Semarang lagi..dulu memang pernah tapi karena waktu itu belum ada GPS (kelihatan tuanya) jadi saya nggak banyak eksplore Semarang, bahkan nggak tahu kalau Semarang ada lama. Selama ini saya hanya fokus jalan-jalan ke luar negeri seperti mengagumi bangunan di Melaka  atau mengagumi bangunan kuno Lhong 1919 di Bangkok. Yap, saatnya pandemi Covid19 dengan new normal kita bisa mengagumi keindahan Indonesia