Stay in the KLIA 2 Kuala Lumpur - Malaysia
Bisa dibilang pilihan jadwal penerbangan saya dari Surabaya dan Hongkong kali ini adalah ekstrim dan nekat. Ya, saya harus menginap di KLIA 2 karena jadwal penerbangan dari Surabaya pukul 21.00 malam dan sampai ke Kuala Lumpur sekitar pukul 00.00, sedangkan dari Kuala Lumpur ke Hongkong pada esok hari adalah pukul 06.00 – 11.00. Jadwal penerbangan yang saya pilih mengharuskan saya harus menginap di KLIA 2 sekitar 5 jam-an. Sebenarnya saya juga ogah memilih penerbangan yang agak antik ini, namun sistem penerbangan transit dan tak lazim tentu saja lebih murah daripada penerbangan langsung. Selisih antara penerbangan langsung dan penerbangan transit yang tengah malam bisa ada selisih sekitar 1-2 juta yang cocok untuk para flashpacker seperti saya ini.

My flight option in this time is Surabaya to Hong Kong. That was extreme and reckless traveling. Yes, I had to stay at KLIA 2 due to flight schedule from Surabaya at 21:00 and arrived to Kuala Lumpur around 00.00, than from Kuala Lumpur to Hong Kong on the next day was at 06:00 to 11:00. This flight schedule requires that I should stay at KLIA 2 about 5 hours. Actually I also refuse to choose this odd flights, but this unsual transit flight systems certainly cheaper than direct flights. The difference between direct and transit flights at midnight are on price, they are about 1-2 million, of course suitable for the flashpacker like me.

Setelah membaca beberapa blog saya memang mantap untuk menginap di bandara, apalagi maskapai Airasia yang saya pilh sudah tak lagi mendarat di LCCT tapi di KLIA 2. Andai Airasia masih mendarat di LCCT tentu saja saya tak akan sanggup untuk menginap di bandara karena kondisinya yang memprihatinkan mirip dengan bandara di Indonesia. Di KLIA 2 fasilitasnya jauh lebih nyaman dan katanya lebih lengkap.

After reading several blogs, I was determined to stay in the airport, moreover airline that I choose (AirAsia) was no longer landed at LCCT but at KLIA 2. If they are still landed at LCCT of course I would not be able to stay at the airport because of they are poor condition like Indonesian Airports. The KLIA 2 is much more convenient amenities and more complete.

Pukul 00.00 tengah malam, pesawat yang saya tumpangi mendarat dengan mulus di KLIA 2. Di bandara baru ini saya tak perlu berjalan lagi di landasan pesawat menuju terminal, ada garbarata yang menghubungkan antara pesawat dengan terminal. Sampai terminal saya menuju toilet terlebih dahulu, karena lumayan lama berada di toilet saya sudah ketinggalan dengan penumpang lainnya menuju Arrival Hall. Sempat bingung antara belok kiri atau belok kanan, akhirnya saya menemukan jalan Arrival Hall adalah belok kanan setelah keluar dari pesawat tadi.


At 00.00 midnight, my plane landed smoothly at KLIA 2. In this new airport I do not need go down from parking ground to the terminal, there are Aviobridge that connects the aircraft to the terminal. Until the terminal, i went to toilet, since quite a long time in the toilet I had miss the other passengers toward the Arrival Hall. Got confused between turn left or turn right, I finally found the Arrival Hall is turn right after leaving the plane.

Saya kemudian berjalan mengikuti petunjuk yang ada untuk transfer atau connecting flight. Di Arrival Hall saya mencari Internasional Transfer untuk ticket connecting flight, meski tengah malam masih ada petugas Airasia yang menjaga counter transfer ini. Rupanya sistem baru dari Airasia ini kita tidak perlu lapor untuk connecting flight, saya sudah mendapatkan ticket boarding pass penerbangan Kuala Lumpur – Hongkong sekaligus dari counter check inn di Surabaya tadi, sedangkan bagasi langsung ditransfer ke pesawat Kuala Lumpur - Hongkong. Lalu setelah dari counter transfer saya juga tak perlu antri di imigrasi Kuala Lumpur yg panjang itu di tengah malam, saya bisa langsung masuk menuju menuju Transfer Hall setelah pemeriksaan melalui security check scan barang bawaan.

Then i walked and follow the instructions to transfer or connecting flight. I am looking at the Arrival Hall International Transfer for ticket connecting flight, although the middle of night there are still Airasia officers who maintain this transfer counter. Apparently this new system of Airasia we do not need to report to a connecting flight, I've got a ticket boarding pass for flights Kuala Lumpur - Hong Kong as well from counter check inn in Surabaya earlier, while the luggage is transferred directly to the plane Kuala Lumpur - Hong Kong. Then, after the transfer of the counter I also do not need to queue at immigration Kuala Lumpur which was long in the middle of the night, I can directly go towards heading Transfer Hall after inspection through scan luggage security check.

Prosesnya seperti ini jika naik pesawat Connecting Flight AirAsia :
It works like this if a plane Connecting AirAsia Flight:

Land at KLIA 2 – Transfer Hall – Immigration – Security Check – Boarding Gate


Transit Hall KLIA 2

Lokasi transit hall saya ini adalah Pier K (sector 3 level 1 A) sedangkan di bagian atas adalah Pier L (sector 3 level 2). Di Transfer Hall ini lokasinya cukup luas ada Pier J, K, L, P, Q yang antar piernya cukup jauh dengan beberapa menit jalan kaki. Pier L ada beberapa restaurant seperti Mc D, Popeye dan food court dengan beberapa restoran. Saya kemudian mengantar adek saya mencari beberapa restoran untuk mengganjal perut, sebenarnya adek saya ini kangen dengan nasi dari KFC Malaysia yang nasinya enak banget mirip dengan nasi uduk, namun setelah bertanya ke information rupanya KFC di KLIA 2 hanya tersedia di departure hall jadi jika kesana saya harus melewati imigrasi terlebih dahulu. Akhirnya pilihan jatuh ke Popeye yang tidak ada pilihan nasinya. Menu dari Popeye ini seharga RM 15.6 (Rp 58.000,-) include dua ayam, kentang goreng dan large drink , karena tengah malam saya nggak berani untuk makan malam karena takut tambah gendut, jadi cukup melihat adek saya makan saja cukup senang.

The Hall transit location is Pier K (sector 3 level 1 A) while at the top is Pier L (sector 3 level 2). The Transfer Hall is quite broad, there are Pier J, K, L, P, Q that the distance among pier was so quite far by walking. In the Pier L, there are some restaurant like Mc D, Popeye and a food court with several restaurants. Then i took my sister to looking for some restaurants to wiped out the hungry,my sister missed with Delicious KFC Malaysian's rice that similar to "nasi uduk", but after asking for information apparently KFC at KLIA 2 is only available in the departure hall so if there i must pass through immigration first. Finally the choice was fell on Popeye with no rice. It was about RM 15.6 (Rp 58,000, -) include two chicken, fries and a large drink, since the middle of night I scared to dinner because fear of fat, so i just saw my sister eating the menu.

Menu Popeye di KLIA 2


Menu pilihan saya

Food Court KLIA 2

Didepan restoran fast food KLIA 2 Transfer Hall ada sebuah hotel Sama-sama ekspress, kalau ada duit lebih bolehlah mencicipi hotel ini yang harganya berkisar RM 180 atau sekitar Rp. 650.000,- Kalo saya sih mending nyari gratisan saja daripada waktu yang hanya 5 jam buat menginap di hotel. Setelah selesai makan dan hampir diusir Popeye yang mau tutup sekitar jam 01.00 malam, saya kemudian mencari spot untuk selonjoran kaki. Hmm, rupanya di bandara KLIA 2 ini tak ada sofa hanya ada kursi plastik yang didesain khusus dengan ganjalan yang agak melengkung tapi tetap saja kurang nyaman bagi punggung saya.

In front of a fast food restaurant KLIA 2 Transfer Hall there is an express hotel, if i have lot of money i want staying at this hotel at all times whose price ranges from RM 180 or approximately Rp. 650.000. But I rather wait in Transit Hall for free than just 5 hours for staying at the hotel. Once finished eating and almost expelled by Popeye was about to closed around 01.00 am the night, I was looking for a spot to sraighten the legs. Hmm, apparently at the airport KLIA 2 is no sofa. There only plastic chairs specially designed wedge slightly curved but still it less comfortable for my back.

Sama-Sama Hotel KLIA 2

Saya kemudian mencari musholla, bandara KLIA 2 ini cukup nyaman bagi yang beragama islam karena banyak sekali musholla di setiap sudutnya. Untuk sholat isya saya mencari musholla di Pier L, musholla cukup luas dan nyaman namun ada bau kaki atau keset lembab yang membuat saya tidak nyaman dengan baunya. Lalu saya mencari lokasi musholla lain di Pier Q lantai dasar, meski musholla lebih kecil namun tidak bau. Mumpung musholla sepi, saya kemudian membuka sajadah dan menumpuk rukuh yang saya jadikan bantal (rukuh maupun sajadah ada disetiap musholla dan wangi). Sudah menemukan spot tiduran yang enak bersama adek saya, tiba-tiba ada petugas bandara yang membuka pintu musholla. Melihat petugas bandara yang berpakaian stelan kemeja biru, saya langsung terbangun dan takut diusir seperti di Changi Airport namun saya salah karena petugas bandara tersebut malah tidur di musholla bersama saya.

Then I searched prayer room, airport KLIA 2 is pretty convenient for the Islamic religion because a lot of the prayer room on every corner. I am looking for evening prayers at the prayer room Pier L, prayer is quite spacious and comfortable except there is no doormat smelly feet or less dry which makes me less comfortable with the smell. Then I look for another location Pier Q small mosque ground floor, although a smaller no less comfortable smell, because of lonely I opened a prayer rug and piled mukena and make a pillow (rukuh or prayer mats in every prayer room and fragrant). It's finding the good spot to lie down together with my sister. Suddenly airport employees opened the door and i looked him who dress suits blue shirt. I immediately woke up and scared expelled as at Changi airport, but I was wrong because he wanna sleeping too. hehe ..


Tidur di Musholla KLIA 2


Jam 04.30 saya kemudian terbangun dan melaksanakan sholat shubuh hingga pukul 05.00 saya keluar musholla. Pagi itu Arrival Hall sudah ramai dengan lalu lalang orang yang tiba dengan pesawat pagi. Saya kemudian menuju Mc. D untuk sarapan pagi dengan menu breakfast, saya juga selalu kangen dengan menu burger breakfast Malaysia Mc D yang burgernya jauh lebih enak dengan Mc D Indonesia dengan tambahan nugget kentang dan segelas kopi. Menu breakfast ini lumayan membuat badan saya menjadi fresh lagi. Saya kemudian menuju security check lalu pemeriksaan imigrasi dan bersiap menuju Pier J yang merupakan boarding gate penerbangan selanjutnya.

04.30 I woke up and pray Fajr until 05:00 got out from small mosque. I saw Arrival Hall already crowded with people passing by who arrived by plane in the morning. Then i headed Mc. D for breakfast in the morning with the breakfast menu, I always miss the breakfast burger menu is Malaysia Mc D's burger was much more comfortable with Indonesia Mc D with additional nuggets of potato and a cup of coffee. The breakfast menu passable makes my body becomes fresh again. I then headed past security check and getting into the immigration inspection Pier J which is the boarding gate for the next flight.



Kesimpulannya menginap di Transit Hall KLIA 2 cukup aman, nyaman dan nggak kalah dengan Changi Airport. Biar lebih oke jangan lupa bawa bantal leher dan selimut/jaket karena AC di bandara cukup dingin. Sayang saya nggak sempat untuk mengecek apakah ada shower untuk mandi, sedangkan untuk toiletnya tersedia selang air jadi bukan toilet kering yang pakai tissue. So, nggak perlu ragu untuk menginap di KLIA 2 untuk menghemat budget, Happy Travelling!!!

In conclusion stay at the Transit Hall KLIA 2 is safe, comfortable and not inferior to Changi Airport. For more okay, do not forget to bring a neck pillow and blanket / jacket because the air conditioning is quite cold at the airport. Unfortunately, I do not have time to check whether there is a shower for taking a bath. It was available for water hose so it was not a dry toilet tissue use. So, do not need to hesitate to stay at KLIA 2 to save the budget, Happy Travelling !!!

Toilet KLIA 2