Hujan gerimis menyambut saya di stasiun kota Bandung. Perjalanan kereta api dari Surabaya ke Bandung memakan waktu hampir 15 jam, perut saya keroncongan dan kaki saya bengkak karena semalam memangku kepala anak saya di paha kaki. Ya, saya tak tega melihatnya jika harus tidur dengan posisi duduk.

"Ngga usah sambat dek katanya backpackeran" suami saya sukses ngebully melihat kaki saya yang berubah menjadi size 45. 
Saya cuma meringis karena memutuskan naik kereta api dari Surabaya, dengan alasan hemat.
"Yuk, kulineran..." lanjutnya seolah memberikan obat untuk kaki saya.

Ah, skip cerita tentang mengeluh naik kereta api ke Bandung, karena saya bahagia di Bandung dengan jadwal mendadak ini. Waktu yang terbatas di Bandung tak menghalangi kegiatan wajib kulineran ketika traveling.

Penasaran kuliner mana saja yang saya cicipi, nih infonya :


Kedai Timbel Dago 

Berbekal alamat dari GPS tak susah mobil sewaan kami melaju ke arah JL Ir. H Juanda. Nasi timbel menjadi kuliner pertama ketika saya di Bandung. Saya memang penasaran dengan nasi timbel yang katanya favoritnya warga Bandung, dan saya makin penasaran karena belum pernah mencicipi nasi timbel.

kedai timbel dago
Kedai Timbel Dago


Rumah dengan dominasi putih dan arsitektur 80-an menjadi tempat Kedai Timbel Dago berada. Pagi menjelang siang suasana di Warung ini cukup ramai namun saya tak kesulitan mencari tempat duduk karena tempatnya cukup luas. Sang owner pun langsung menyambut saya dengan menyodorkan buku menu.

Saya yang terdiri lima orang ini memesan : Nasi Timbel Komplit Gepuk, Soto Daging (Daging Sapi), Nasi Timbel Komplit Ayam Bakar dan adek saya sedikit nyeleneh malah memesan Bakso daging. Duh, dek jauh-jauh ke Bandung pesannya bakso.

Nasi Timbel Komplit 
Tak lama pesanan saya Nasi Timbel Gepuk datang lengkap dengan nasi putih yang di bungkus daun, daging, tahu, tempe, sambal dan lalapan. Gepuk merupakan empal daging yang digoreng dengan sedikit disuwir-suwir. 

kedai timbel dago 4
Nasi Timbel Komplit Gepuk

kedai nasi timbel 4
Nasi Timbel Komplit Gepuk Rp. 38.000,-


Pesanan suami adalah Nasi Timbel Komplit dengan Ayam goreng , isinya sama dengan pesanan saya, cuma dengan ayam kampung yang di goreng.


kedai timbel dago 1
Nasi Timbel Komplit Ayam


Nasi yang dibalut dengan daun pisang saya buka perlahan, nasi putih tampak mengepul setelah saya buka daunnya. Dulu saya berpikir jika nasi timbel seperti rasa nasi uduk tapi dibalut daun pisang. Ternyata nasi timbel itu adalah nasi putih biasa seperti nasi putih rumahan, namun sensasinya terletak pada bungkus pisangnya.

Untuk gepuk terasa empuk dan bumbu meresap sempurna, dan ayam gorengnya juga empuk dan aromanya cukup khas. Namun dengan harga yang dibanderol Rp. 38.000,- per-porsi kuliner di Kedai Timbel Dago ini menurut saya cukup mahal.

Soto Daging 
Seporsi soto daging dengan kuah berwarna putih susu dan daging melimpah hadir di sebelah saya. Maksudnya ini yang pesan adek saya, tapi karena penasaran dengan kuahnya yang ngga biasa sayapun mencicipinya.


kedai nasi timbel 2
Soto Daging di Kedai Timbel Dago

Kuah putih tersebut mengandung santan, aromanya sangat segar dan ketika di seruput kuahnya sangat khas. Isi dari soto tersebut adalah daging sapi yang melimpah dan irisan tomat yang sangat segar. Soto daging di Kedai Timbel Dago ini mengarah ke rasa soto betawi. Mudah-mudahan saya ngga salah karena saya cuma dua kali mencicipi soto Betawi.

Hmmm, saya sih lebih merekomendasikan soto daging yang di banderol Rp. 30.0000,- ini dibandingkan dengan nasi timbel. Ya, semuanya ke selera masing-masing.


nasi bancakan 2
Menu harga di Kedai Timbel Dago

Kedai Timbel Dago
Jl Ir H Djuanda 117
Bandung
Open Hours : 
10.00 - 15.00


 

Nasi Kalong 

Kuliner yang membuat saya penasaran ketika di Bandung adalah Nasi kalong. Nasi ini seringkali wara-wiri masuk ke acara kuliner di televisi dan beberapa socmed-pun tak berhenti untuk menguploadnya.

Kira-kira pukul 08.00 malam, saya sampai di Warung Nasi Kalong. Lokasinya adalah outdoor dan tampak cahaya temaram. Saya membaca di internet jika ingin mencicipi nasi kalong ini haruslah bersabar karean antriannya cukup banyak dan katanya untuk rasa jangan berharap banyak karena rasanya biasa namun ngehits.

Suasana di Nasi Kalong Bandung



Memilih menu di Nasi Kalong Bandung

Nasi putih atau nasi merah? pramusaji menanyakan pesanan saya. 
Setelah memilih menu antara nasi merah atau nasi putih, saya kemudian memilih lauknya. Lauk tersebut di tata ala prasmanan, ada ayam, udang, daging, telur dan aneka oseng-oseng sayuran yang dimasak beraneka ragam. Disinilah iman kita diuji karena melihat lauk beraneka ragam kebanyakan pengunjung khilaf dan harus membayar dengan rasa nyesek di dada.

Masih banyak lagi menu di Nasi Kalong Bandung

Eh terbukti loh kekhilafan dua adek saya yang dua porsi habis Rp. 147.000,- sedangkan saya masih aman dengan dua porsi sama suami habisnya Rp. 60.000,- Ah, saya ngakak ngelihat bill adek saya yang habisnya sama dengan makan di cafe.

Pesanan saya dan suami Rp. 60,000,- 
Saya memesan nasi merah, oseng-oseng buncis, ayam goreng tepung madu dan gorengan seperti siomay.



Sedangkan suami nasi putih, jengkol (duh) dan ayam dipotong kecil-kecil lalu dioseng-oseng (sorry ngga tahu namanya). Untuk minumnya saya memesan 3 teh manis hangat.



Pesanan dua adek saya Rp. 147.000,- 
Satu porsi nasi merah, rendang daging, udang, lumpia, gorengan, sambal dan seporsi buncis terpisah.



Lalu satu porsi lagi nasi putih, oseng-oseng buncis, ayam wijen, gorengan dan sambal. Selanjutnya ada 2 teh manis hangat.



Berdasar dari informasi di internet, jangan berharap banyak tentang rasanya, namun saya rasa makanan di Nasi Kalong ini enak. Recommended untuk nasi merahnya, aromanya sih biasa namun rasanya gurih, berbeda dengan nasi merah diet saya di rumah hehehe... Untuk lauknya bestnya adalah oseng-oseng buncis, rasanya sangat enak dan bumbunya meresap sempurna. Lalu lauknya adalah ayam tepung madu, dengan rasa yang khas.

Di Nasi Kalong ini meskipun harganya lumayan mahal tetap saya rekomendasikan jika di Bandung. Namun karena tak ada informasi pasti harganya karena sang owner langsung menghitung di kalkulator jadi jangan khilaf. Jangan pula berharap porsinya banyak karena sangat minimalis, seperti ayam tepung madu saya dua kali sendok langsung lenyap dan suami-pun malamnya harus makan nasi bungkus lagi karena masih lapar (ini sih perut karet)

Kasirnya lagi ngitung, sayanya deg-degan

Jadi jika ke Nasi Kalong sebaiknya cukup pesan ini : Nasi merah, ayam tepung madu dan oseng-oseng buncis ya....


Nasi Kalong
Jl RE MArtadinata
Bandung
Open Hours : 
18.00 - 24.00




Nasi Bancakan 

Ke Bandung tanpa mampir ke nasi bancakan sepertinya kurang lengkap. Kuliner nasi bancakan yang cukup legendaris ini berada di kawasan Trunojoyo yang pemiliknya bernama Mang Barna.


nasi bancakan 3


nasi bancakan 7


nasi bancakan 9

Untuk memesan Nasi Bancakan tak perlu bingung harus mencari tempat duduk dulu, karena kita di wajibkan memesan makanan terlebih dahulu. Beberapa pilihan menunya beragam dan sepertinya  menu tersebut di masak khas Bandung.

nasi bancakan 5


nasi bancakan 11


nasi bancakan 14


nasi bancakan 15

Saya mengambil lauk nasi merah, ayam panggang dan sambal terong lalu suami saya memesan nasi putih, telor bali, mie kuning, tahu tempe dan babat. Minumnya adalah teh hangat.

kedai timbel dago 7
Pesanan saya di Nasi Bancakan

nasi bancakan 1

Setelah membayar pesanan, saya kemudian di sambut pramusaji untuk mencarikan tempat duduk kami. Pramusaji tersebut mengambil tulisan "Hapunten Parantos Dipesen" yang hampir ada di setiap meja. Padahal awalnya saya mengira kalau tulisan tersebut telah direservasi ternyata saya salah...

Saya mencicipi nasi merah saya dan berharap nasi tersebut akan gurih seperti Nasi Kalong. Rupanya nasi merah di nasi bancakan adalah nasi biasa seperti nasi diet pada umumnya. Untuk rasa lauk dan sambal saya sih biasa, bukan ngga enak tapi sudah tidak istimewa seperti sewaktu saya pertama kali ke Nasi Bancakan tahun 2012 yang lalu.

Untuk menuju ke Nasi Bancakan ini saya menaiki taksi dari stasiun Bandung, Setelah mencicipi nasi Bancakan ini, tiba-tiba sang driver mengajak saya mengobrol
"Gimana Neng rasa nasi Bancakan-nya?"
"Biasa aja pak, cuma kan ngehits jadi harus kesitu"
Sang driver kemudian tersenyum.
Chef Nasi Bancakan itu sudah keluar neng, jadi rasanya ngga seperti dulu. Kalo dulu mah enak banget ngga seperti sekarang, jelasnya panjang lebar.
Sayapun manggut-manggut mencoba mengamini...

Nasi Bancakan
Jl Trunojoyo No : 62
Bandung
Open Hours :
10.00 - 22.00

 


Nah, begitulah cerita wisata kuliner saya di Bandung, sepertinya sudah banyak yang telah mencicipi kuliner-kuliner tersebut di Bandung. Hmmm, adakah yang sependapat dengan saya tentang rasa di resto-resto tersebut?