Pertama kali mau ke Dubai saya masih bingung tentang Uni Emirates Arab (UEA), ternyata UEA terdiri dari 7 kota yaitu Ajman, Abu Dhabi, Dubai, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah dan Umm al-Qaiwain. Maklum selama ini saya tahunya cuma Dubai, Turki dan Qatar saja yang terkenal sebagai wisata dunia, Negara lain tidak saya lirik karena kurangnya pengetahuan saya. Kalau ke Dubai katanya wajib mengunjungi Abu Dhabi, skip dulu kota lainnya karena terbatasnya paket tour. 

Untuk menuju Abu Dhabi wajib mengikuti paket tour yang banyak dijual online karena jika naik bus umum lebih ribet. Waktu itu saya memilih paket tour dari klook.com. Saya sudah menentukan hari, lalu setelah proses booking selesai maka pihak travel akan email untuk meminta nomor Dubai kita untuk komunikasi.

Saya janjian dengan driver melalui telepon, si driver menjemput saya sekitar pukul 09.00 pagi. Saya dijemput menggunakan bus besar yang sudah berisi beberapa wisatawan, kebanyakan bule Eropa, India dan hanya saya saja yang berwajah Melayu. Bus ini juga dilengkapi tour guide berbahasa Inggris.

Dubai
Perjalanan menuju Abu Dhabi

Perjalanan dari Dubai ke Abu Dhabi sekitar 1,5 jam, sempat berhenti di rest area yang mempersilahkan wisatawan untuk membeli makanan di Mc D dan ke toilet. Sepanjang perjalanan dari Dubai ke Abu Dhabi melewati jalan tol tidak berbayar yang gersang, panas, dan berdebu. Sepanjang mata saya melihat hanya ada gurun pasir dengan pepohonan tanpa daun. Saya merasa di Abu Dhabi lebih luar biasa panasnya dibandingkan dengan Dubai.

Di Abu Dhabi rombongan diturunkan di museum atau toko perhiasan emas yang berada di depan Sheik Zayed Mosque, saya lupa persisnya nama museum tersebut. Di dalam toko dan museum ini tidak boleh mengambil gambar apapun, karena kata si guide banyak replica di dalam museum yang dijiplak di China (do you know lah…).

Kami digiring menuju sofa untuk mendengarkan staf museum memamerkan sajadah yang berlapis emas. Ya, ujung-ujungnya sih jualan sajadah dengan benang emas yang harganya 20jutaan ke atas. Entah di dalam museum ini saya merasa seperti di Jogja yang kalau naik becak harus mampir dulu ke toko dagadu kw, kalo beli kaosnya nanti si tukang becak dapat tip dari pemilik toko. Itu sih dugaan saya loh, belum pasti kebenarannya..

Nah, setelah dari toko tersebut, di dalam bus si guide menerangkan jika untuk masuk ke masjid memakai pakaian tertutup dari atas rambut sampai kaki, kalo baju sih saya aman tertutup tinggal pinjam kerudung yang sudah disediakan di bus. Tapi ada yang lucu, kebanyakan bule Eropa ngeyel sudah memakai pakaian tertutup, tapi tetap bolong dibagian tengahnya dan adapula asal pake kerudung tapi ketiak kelihatan. Untung si guide sabar, jadi semua wisatawan dipaksa memakai jubbah abaya dan kerudungnya yang disediakan di bus.

Dubai
halaman masjid

Masuk ke kawasan masjid, tampak wisatawan rame banget dari berbagai Negara. Petugas masjid pun sibuk semprit-semprit karena ada beberapa wisatawan yang nakal membuka penutup kepala, memakai legging ketat dan masih ada yang bolong di bagian dada. Ya, namanya kawasan masjid, terus yang datang juga banyak yang non muslim jadi banyak yang tidak tahu kalo masuk masjid harus menutup aurat.

Dubai
Dubai

Masuk ke dalam Sheik Zayed Mosque yang dibuka pada tahun 2007 dan dibangun dengan lama hampir 11 tahun ini membuat saya takjub, bagus banget warna putih dan ada ornamen emas diberbagai sudut. Lalu sekelilingnya banyak pilar-pilar menambah keagungan masjid. Di dalam masjid juga dijaga sangat ketat, petugas semprit-semprit yang nggak boleh masuk kesinilah, dan nggak boleh foto disanalah. Ada juga tali yang dipasang memanjang khusus untuk berjalan kaki di masjid.

Dubai
Di dalam masjid
Dubai
Ini di dalam masjid
Dubai
Dubai

Setelah menunaikan jama' dhuhur dan asyar, saya kembali lagi ke bus. Suhu di area masjid benar-benar luar biasa panasnya, dan pipi saya langsung memerah menahan panas. Berada di bus malah lebih enak karena adem dan disediakan air minum gelas yang dingin. Air mineral gelas di UAE itu tidak perlu sedotan loh karena tutup kemasannya bukan plastik tapi dari foil. Waktu saya minta sedotan malah diketawain sama si guide..

Selesai di Sheik Zayed Mosque, rombongan diajak mampir 15 menitan untuk foto-foto di depan Emirates Palace Hotel yang katanya hotel mewah seharga 7 jutaan permalam. Lalu menuju ke Heritage Village yang merupakan wisata wajib di Abu Dhabi.

Dubai
Heritage Village
Dubai

Di Heritage Village, kami diberi waktu sekitar 2 jam-an. Heritage Village merupakan replika dari desa Emirati. Di dalamnya memang di setting seperti desa ala-ala arab lengkap dengan toko tradisional yang menjual perkakas, sajadah, kerajinan perhiasan dan adapula ibu-ibu yang sedang asyik memasak camilan khas Arab. Lengkap juga ada anak-anak kecil yang bermain di halaman replika desa Emirati ini.

Dubai
guide dan rombongan satu bus
Dubai

Dubai
ibu-ibu emirate asyik membuat kue tradisional
Dubai
Dubai
anak-anak asyik bermain - entah ini settingan atau tidak

Dubai

Ya, sebenarnya di Heritage Village kami juga disuruh makan di restoran yang sistemnya All you Can Eat tapi kok harga per-orangnya ngeri banget sekitar 300k, jadi saya cuma manyun numpang ke toilet aja sambil menatap nanar beberapa rombongan yang asik makan.

Dari Heritage Village, kami diajak ke Date Market yang merupakan pusat oleh-oleh coklat yang isinya kurma. Semua pengunjung dapat gratisan coklat tersebut. Iman saya goyah membeli seplastik seharga 30 dirham, memang rasanya enak banget dan katanya sih oleh-oleh khas UAE.

Dubai
Dubai
Dubai

Berikutnya kami diajak ke Ferrari World yang lokasinya berada di mall. Ferrari World ini theme park andalan di Abu Dhabi yang memiliki roller coaster terpanjang dan tertinggi di Dunia, lihat lintasannya aja dari luar saya sudah merinding. Tapi saya nggak masuk sih karena tiketnya lumayan sekitar 295 dirham.

Dubai
Dubai

Kami sampai ke Dubai sekitar pukul 21.00. Paket kami yang antar jemput apartemen maka langsung diturunkan di depan apartemen. Sampai apartemen langsung jalan kaki menuju Zaroob karena kelaparan berat setelah seharian hanya sarapan dan nyemil coklat.


Saya merasa jalan-jalan ke Abu Dhabi biasa saja tidak ada yang special, karena masjid megah di Indonesia memang banyak, seperti masjid Namira yang ada di Lamongan nggak kalah kok cantiknya. Lalu Heritage Village juga nanggung tempatnya, karena pilihan makanannya juga terbatas. Ya, kalau memang penasaran sama Abu Dhabi silahkan ambil paket yang harganya 450ribu ini, tapi kalo backpacker mending skip Abu Dhabi, cukup eksplore Dubai yang wisatanya lebih bagus.