Akhirnya bus yang saya tumpangi beserta rombongan trip, kru MNC Kuliner On Vacation dan Teddy Tamasya sampai juga di Kota Berastagi kurang lebih sekitar 2 jam perjalanan dari Medan. Kota Berastagi merupakan daerah dataran tinggi di Provinsi Sumatera Utara, biasanya jika hendak ke Danau Toba kita akan transit dulu di kota ini. Karena letaknya di kawasan puncak udara disini sangat dingin dikarenakan di sepanjang jalan Berastagi masih dikelilingi hutan dan pohon-pohon yang rimbun jadi jangan heran kalau jalannya meliuk-meliuk dengan curam yang terjal.
Nah, sesampai di Berastagi yang tidak boleh dilewatkan adalah berwisata kuliner makanan khas maupun tradisional di kawasan Peceren salah satu desa di Tanah Karo, di daerah ini saya mencicipi kue tradisional yang disebut wajik yaitu kue yang berasal dari beras ketan.
Sekilas memang rasa dan bentuk mirip sekali dengan jajanan ketan salak yang ada di Jawa Timur daerah saya, setelah saya tanyakan sama si empunya warung konon wajik memang khas Jawa karena mereka memang keturunan Pujakesuma singkatan dari Putra Jawa Kelahiran Sumatra yang para keturunannya masih melanjutkan tradisi kuliner nenek moyang mereka dengan membuka warung-warung dengan hidangan khasnya yaitu Wajik. Rasa wajik ini manisnya pas dan kalau digigit rasanya legit tak berbeda jauh dengan ketan salak di Jawa. Selain wajit di meja juga terhidang camilan khas jawa, seperti lemper, onde-onde dan getuk.

 photo 221d8037-39a4-4ec0-80ee-027c12c0ecd5.jpg
(Kue Wajit, Berasatagi)

Selesai nyemil Wajik, saya kemudian mencoba menu utama yaitu pecal (bukan salah tulis, kalo di Jawa disebut pecel). Isi dari pecal memang hampir sama dengan pecel yaitu sayuran yang segar disiram sambal kacang tanah. Hanya saja yang membedakan adalah makanan ini dicampur juga dengan mie bihun, kalau dipikir agak tidak nyambung tapi setelah dirasakan memang benar-benar enak apalagi ditambahkan dengan krupuk semakin nikmat.

 photo dfe1017b-54ed-4341-a7ad-9e8fad378d34.jpg
(Pecal mie, Berastagi)


Satu lagi yang harus dicoba ketika di Berastagi adalah bandrek minuman tradisional khas Berastagi yang terdiri dari jahe, kayu manis, gula merah. Jika meminum bandrek maka minuman ini dapat mengusir dingin karena kuatnya aroma jahe ketika diminum maka suhu tubuh akan menjadi hangat. Untuk menikmatinya ada dua pilihan bandrek yaitu bandrek kosong dan bandrek susu, kalau saya sangat suka dengan bandrek susu untuk menghilangkan rasa pedasnya.

 photo 331abd5c-de52-4e18-891d-dd364e2022e4.jpg
(Bandrek susu)


Seluruh rombongan puas banget nyobain makanan di warung ini semuanya enak-enak dan sewaktu makan wajik saya juga diambil loh gambarnya untuk take syuting hihihi jadi tidak sabar mau nonton acara Kuliner On Vacation. Jadi pesan saya jika ke Berastagi jangan pernah melewatkan wajik, pecal dan bandrek, salah satu warung yang paling terkenal adalah Warung Bahagia yang terletak dipinggir jalan Jamin Ginting, warung satu ini paling banyak dikunjungi oleh para wisatawan meski warungnya sederhana namun harganya yang terjangkau membuat warung ini tak pernah sepi pengunjung loh.


 photo e6d3c028-abb9-44f1-8818-343158d99449.jpg
(Warung Bahagia)


Destinasi berikutnya menuju Taman Lumbhini, yang tak jauh lokasinya dari sini, yuk simak lagi cerita saya.