Banyak teman-teman saya yang berhenti minum susu ketika sudah menginjak Sekolah Dasar. Alasannya sih banyak, ada yang takut gemuk, takut dibilang masih anak kecil, malas minum susu atau nggak suka sama rasa susu yang terkadang bikin eneg. Nah, kalo saya sih sampai saat ini masih suka minum susu walaupun sudah ibu-ibu dan mempunyai anak satu. Anak saya pun yang sudah kelas dua SD tetap saya wajibkan untuk minum susu.




Anjuran untuk minum susu sampai dewasa ini saya dapatkan dari ibu saya. Ibu saya selalu rajin membuatkan susu ketika saya masih satu rumah dengan ibu hingga selesai kuliah, beliau selalu menyiapkan susu di pagi hari ketika saya sarapan. Nasehat dari ibu saya bahwa susu baik untuk kesehatan tulang, khususnya untuk perempuan yang rawan osteoporosis (kekurangan kalsium pada tulang).

Rajin minum susu ini saya rasakan ketika hamil dan setelah melahirkan. Dikalangan teman-teman saya yang hamil atau setelah melahirkan banyak yang mengeluh kalau tulang punggungnya sering sakit. Ya, karena bayi menyerap kalsium ibu ketika dalam kandungan. Kalo saya yang rajin minum susu tidak mengalami rasa sakit pada tulang.

Susu sangat baik untuk kesehatan otak dan kekebalan tubuh. Masih ingat ketika saya sekolah atau kuliah, di jam-jam rawan seperti siang hari bikin sebagian orang mengantuk. Nah kalo minum susu nih semangat terus karena ada kandungan glutation dan protein pada susu. Makanya saya juga mewariskan ke anak saya yang masih kecil untuk tetap rajin minum susu, begitu pula Mas suami.

Konsumsi Susu di Indonesia Masih Rendah
Berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2016, konsumsi susu di Indonesia saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Sebagian orang melewatkan manfaat dari susu sapi segar karena merasa mual, menimbulkan diare, atau karena alergi. Sementara manfaat susu sangat penting untuk pemenuhan nutrisi. Susu mengandung nutrisi lengkap yang terdiri dari protein, lemak, dan karbohidrat sebagai sumber energi, mineral, dan vitamin untuk mendukung fungsi tubuh.

Pakar gizi, dr. Rizal Alaydrus, MSc. menjelaskan, “Gejala mual, kembung, dan/atau diare setelah mengonsumi susu terjadi karena kandungan protein beta casein A1 dalam susu yang bereaksi dengan protein pencernaan lainnya di dalam tubuh, sehingga memicu gejala yang menyerupai intoleransi terhadap laktosa, seperti ketidaknyamanan perut, flatulensi (akumulasi gas berlebih dalam perut dari usus besar), kembung, dan diare yang terjadi setelah mengonsumsi produk susu.”

Susu sapi pada umumnya memiliki kandungan protein A1 dan protein A2 dengan rasio 40% dan 60%. Awalnya sapi di seluruh dunia hanya menghasilkan protein A2 saja, namun seiring berjalannya waktu dan adanya mutasi genetik, saat ini semakin banyak sapi yang menghasilkan susu dengan kandungan protein A1.


Saat ini, susu A2 tengah mendapat perhatian dari dunia kesehatan karena potensinya dalam menjadikan susu sapi lebih baik dari segi nutrisi maupun dari segi toleransi oleh sistem pencernaan. Susu yang hanya mengandung protein A2, dipercaya lebih mudah dicerna oleh tubuh dan nutrisinya lebih mudah diserap. Sapi A2 didapat dari proses seleksi alami dengan melalui seleksi tes DNA, tanpa rekayasa genetik.

Anton Budiharjo, Marketing Manager KIN menjelaskan, “Sebagian orang banyak mengalami reaksi pada tubuhnya sesaat setelah mengonsumsi susu dan menganggap hal itu adalah normal. Reaksi yang dirasakan diantaranya adalah rasa tidak nyaman di perut seperti rasa kembung, eneg, bahkan mulas. Padahal seharusnya minum susu sama seperti kita mengonsumsi minuman lain yang tidak menimbulkan respon di perut. Banyak orang menduga hal ini disebabkan karena mereka lactose intolerant, padahal bisa jadi karena tubuhnya tidak dapat mencerna protein A1 yang terdapat dalam susu.”

Memang tidak semua orang susu seperti saya, banyak orang ketika sudah dewasa tidak suka susu karena rasa mual ketika selesai minum susu. Protein A2 ini merupakan solusi bagi setiap orang yang alergi terhadap susu.

KIN FRESH MILK - Susu Berkelas Dari Sapi Teratas
PT ABC Kogen Dairy menghadirkan KIN Fresh Milk, susu segar dari sapi A2. Untuk menjamin kualitas susu yang dihasilkan, peternakan yang dikelola oleh PT ABC Kogen Dairy hanya memelihara jenis sapi A2, yang menghasilkan susu dengan kandungan protein A2 saja. Sebagai satu-satunya peternakan sapi terintegrasi yang menghasilkan susu dari sapi A2 di Indonesia.




Seluruh sapi di peternakan KIN menjalani proses pemeriksaan ketat, dimulai dari kualitas kesehatan, kondisi hidup, hingga pemeriksaan DNA untuk memastikan susu yang dihasilkan tidak mengandung protein A1.  KIN Fresh Milk adalah 100% susu segar dari sapi A2 yang hanya mengandung protein A2 (tanpa protein A1) sehingga lebih mudah dicerna dan nyaman di perut. Bangga ya Indonesia memiliki susu dengan protein A2 yang tidak import dari Negara tetangga.





Tiffany Pratiwi Suwandi, Brand Manager KIN menjelaskan bahwa KIN Fresh Milk merupakan produk susu segar pertama di Indonesia yang berasal dari sapi A2 dan hadir sebagai pilihan yang lebih baik bagi konsumen, karena tidak menimbulkan rasa eneg atau kembung akibat minum susu.

2018-09-28_08-27-24

KIN Fresh Milk hanya mengandung protein A2 yang lebih bersahabat untuk perut, sehingga lebih mudah dicerna dan diserap dalam tubuh. KIN Fresh Milk hadir dalam 3 rasa favorit, yaitu Full Cream, Chocolate, dan Coffee. KIN Fresh Milk juga merupakan satu-satunya produk susu yang dikemas dalam botol dengan UV light barrier untuk menjamin kualitas produk tanpa bahan pengawet.





Tiga varian dari 3 KIN Fresh Milk ini semuanya saya sukai. Kemasannya praktis dalam botol berukuran 200 ml yang mudah dibuka. Ketika mengonsumsi KIN fresh milk ini memang tidak ada rasa eneg, ataupun mual. Apalagi ketika saya masukkan ke dalam kulkas ketika diminum rasanya semakin segar. Untuk nilai gizi dalam setiap botolnya berdasarkan kebutuhan energy 2150 kcal. KIN Fresh Milk Tersedia di Supermarket terdekat di kota kita ya…





Website : www.kindairy.com 

Instagram : @kindairyid