Ketika anak saya berusia tiga tahun, dia dengan pedenya bilang ke saya kalo pengen bisa bahasa Inggris. Saya kemudian menanyakan, "Kenapa kamu pengen belajar bahasa Inggris?". Anak saya menjawab karena pengen tahu artinya bahasa Inggris film anak-anak di TV berlangganan di rumah kami. Pun dia juga suka menonton youtube "peppa pig" yang semua filmnya berbahasa Inggris tanpa translate.




Dengan keraguan saya mendaftarkan dia di kursus bahasa Inggris didekat rumah. Pikir saya waktu itu, hitungan bulan pasti si anak ini akan bosan. Namun tiga tahun berlalu, si kecil tetap asik belajar berbahasa Inggris. Mungkin karena konsepnya yang "conversation", bukan seperti belajar di sekolahan anak saya menjadi enjoy. Sekarang pun dia fasih berbahasa Inggris dengan logat yang nggak medok.

Waktu diundang di acara talkshow berjudul "How to Help Your Kids Learn English" saya begitu bersemangat. Saya penasaran dengan talkshow ini karena ingin mengetahui, "Apakah langkah saya tepat memberikan les bahasa Inggris sejak usia tiga tahun?" bersama narasumber Roslina Verauli seorang psikolog, dan juga brand ambassadors Donna Agnesia dan Darius Sinathya.




Dalam acara ini, Ibu Vera menekankan bahwa mengoptimalkan upaya penyerapan bahasa Inggris pada anak dibutuhkan komitmen, konsistensi dan system support di sekitar anak. "Orang tua harus menciptakan lingkungan yang mendukung untuk anak bisa mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris.

Stimulasi sekecil apapun penting dalam mengenalkan anak pada bahasa asing. Namun tidak lupa lingkungan sekitar yang disebut dengan system support haruslah dibangun untuk membesarkan anak-anak multilingual. Saya jadi ingat siaran youtube "peppa pig" yang sering dilihat anak saya juga membantu belajar bahasa Inggris. Tentu saya tetap bijak untuk tetap memberikan batasan dalam melihat youtube di gadget.

Vera pun menambahkan, belajar bahasa Ingrris sejak kecil itu tetap aman buat anak-anak meskipun yang baru bisa belajar berbicara. Karena sedari kecil pun anak-anak yang khususnya beragama muslim sudah diajarkan seperti belajar doa, mengaji dan sholat yang menggunakan bahasa arab. Jadi bagi perkembangan psikologi belajar bahasa Inggris sejak anak-anak tidak memberikan efek yang negatif.

Donna Agnesia dan Darius Sinathya juga berkesempatan menyampaikan pengalamannya selama ini membesarkan anak multilingual. Ketiga anaknya terbiasa berkomunikasi dalam bahasa Inggris setiap hari di rumah. Donna dan Darius memberikan stimulasi bagi ketiga anaknya melalui berbagai cara. Seperti bermain pun menggunakan bahasa Inggris, sehingga anak-anaknya menjadi terbiasa.




Namun tetap di tengah kesibukan orang tua, kita tidak bisa tetap mendampingi dalam berbahasa Inggris. Solusinya yaitu mencari tempat les bahasa Inggris yang bisa mendampingi anak-anak kita seperti English First (EF). Sebagai penyedia jasa kursus bahasa inggris, EF menjadi pilihan oran tua dalam belajar bahasa Inggris secara lisan, tulisan, maupun kemampuan mendengarkan.

Saya juga melihat langsung tempat kursus EF yang ada di PTC Surabaya. Tempatnya bagus dan dibedakan dalam tahapan-tahapan tingkatan level. Memang dalam kurikulum dan guru EF mengakomodir semua kebutuhan anak sesuai usia melalui cara yang menyenangkan, sehingga anak-anak tidak merasa bosan belajar bahasa Inggris.




Mumpung Juli hingga Agustus, EF menawarkan promo menarik yaitu diskon kursus hingga 1,8 juta rupiah dan hadiah langsung kepada semua siswa baru. Silahkan cek di www.EF.co.id/BTS17